Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Peneliti CSIS Kritik Debat Cawapres: Terlalu Banyak Gimmick, Isu Penting Dilupakan

CSIS menyebut, debat Cawapres yang digelar pada Ahad, 21 Januari 2024 terlalu banyak gimmick sehingga isu penting justru dilupakan.

23 Januari 2024 | 08.40 WIB

Ketiga Cawapres dari kiri Mahfud MD, Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka saat mengikuti debat Cawapres keempat di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. Debat kali ini bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Ketiga Cawapres dari kiri Mahfud MD, Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka saat mengikuti debat Cawapres keempat di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. Debat kali ini bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Nicky Fahrizal menyebut, debat Cawapres yang digelar pada Ahad, 21 Januari 2024 didominasi oleh gimmick. Menurutnya, isu riil dan krusial mengenai topik debat malah tidak dibahas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kalau kita lihat, debat didominasi oleh gimmick. Terutama cawapres nomor urut 2 menunjukkan sikap agresif dan kurang mencerminkan etika yang baik. Ada istilah keluar, tetapi tidak bisa dieksplorasi," ujar Nicky dalam acara CSIS Media Briefing 'Menanggapi Debat Keempat Capres-Cawapres' di Gedung Pakarti Centre, Jakarta Pusat pada Senin, 22 Januari 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menyayangkan, istilah dan konsep-konsep penting seperti etika lingkungan keluar dalam debat, namun tidak bisa dieksplorasi. Ia menilai, istilah dan konsep-konsep yang terlihat canggih sengaja dibuat untuk menarik konstituen tertentu. "Ada unsur entertainment sehingga debat ini menjadi menarik, ada juga ingin menjatuhkan lawan debat. Perdebatan itu adu gagasan bukan adu gimmick," katanya. 

Nicky menyebut, isu-isu riil dan krusial lingkungan hidup seperti polusi udara dan pengelolaan sumber daya air, tidak dibahas dalam debat. Padahal, kata Nicky, isu ini cukup signifikan berpengaruh pada kehidupan masyarakat. 

Sementara itu, peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan menilai kandidat yang lebih mengutamakan gimmick daripada adu gagasan menunjukkan dirinya tidak punya perhatian pada isu lingkungan. "Banyak gimmick ya berarti perhatian pada lingkungannya kurang," kata Deni. 

Menurut Deni, jika generasi muda yang memiliki concern pada isu lingkungan semestinya tidak memilih calon yang hanya modal gimmick. "Jika icara lingkungan tidak ada hal yang substansial tetapi kebanyakan gimmick. Berarti perhatian pada lingkungan tidak bisa kita harapkan ke depan," ujarnya. 

Debat kedua cawapres ini diikuti oleh tiga cawapres, yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud Md. Debat ini digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.

Debat itu mengangkat isu pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. Adapun debat terakhir akan menyoroti kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus