Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk alias Bukalapak angkat bicara soal kasus puluhan orang yang diduga menjadi korban penipuan. Para korban mendapatkan tagihan pinjaman secara tiba-tiba dari layanan pinjaman online atau pinjol Kredivo, untuk transaksi yang tidak pernah mereka lakukan di Bukalapak alias fiktif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Para korban lantas menyampaikan laporan kepada Bukalapak, baik melalui kontak Customer Service (CS) maupun datang langsung ke kantor perusahaan. Media and Communications Bukalapak Fairuza Ahmad Iqbal memberi konfirmasi soal pengaduan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kami telah menerima keluhan dari para pengguna Kredivo yang mengalami kasus ini,” kata Fairuza kepada Tempo, Senin, 20 Desember 2021.
Ia tidak merinci berapa banyak pengaduan atau laporan yang masuk dari korban ke Bukalapak. Ia hanya menyampaikan kalau Bukalapak bersedia mendukung proses penyelidikan kasus ini apabila pihak kepolisian membutuhkan sejumlah informasi untuk keperluan investigasi lanjutan.
Sebelumnya, ada puluhan orang yang merupakan pengguna Kredivo dan Bukalapak, diduga telah menjadi korban penipuan. Rentetan penipuan ini berlangsung sekitar Oktober 2021, di mana para korban menerima panggilan telepon dari nomor asing dan diarahkan untuk mengikuti instruksi yang diberikan. Mereka sebenarnya tak hanya pengguna Kredivo, tapi juga Bukalapak.
Salah satu korban adalah warga Jakarta bernama Tri, 35 tahun. Tri masih aktif menggunakan Kredivo, tapi sudah tiga tahun lebih tidak bertransaksi di Bukakalapak. Singkat cerita, Tri pun menerima panggilan telefon via WhatsApp oleh nomor asing yang memintanya untuk memasukkan kode OTP di link yang dikirimkan untuk mendapatkan barang dari penukaran poin Kredivo.
Tri saat itu percaya kalau orang yang menghubunginya adalah tim dari Kredivo. Lantaran, si penelepon mengetahui nama, tanggal lahir, dan NIK miliknya. Bahkan, orang tersebut mengetahui kalau Tri baru saja meminjam uang di Kredivo untuk menyicil satu unit kulkas pada awal Oktober. “Makanya itu meyakinkan saya,” kata dia.
Singkat cerita, Tri pun mengikuti semua arahan di penelepon dan diarahkan ke link khusus yang dikirimkan. Di dalamnya, Tri diminta memilik sejumlah barang elektronik yang muncul, dan ia memilih saja gambar televisi. Dari situlah akhirnya Tri ditipu, karena tiba-tiba langsung menerima tagihan di akun Kredivo miliknya sebesar Rp 13 juta atas transaksi di Bukalapak.
Tri menghubungi pihak CS Bukapalak untuk membatalkan transaksi tersebut. Tapi, Tri diberitahu kalau transaksi tersebut tidak dapat dibatalkan atau pembayaran sudah diteruskan kepada pihak penjual. Penjelasan tersebut yang membuat Tri heran karena biasanya ada jeda waktu antara pembayaran transaksi di Bukalapak sebelum diteruskan ke penjual. “Soalnya saudara saya kan juga jualan di Bukalapak,” kata dia.
Fairuza kemudian menyebut para pengguna Kredivo ini mengalami kasus phising. “Kami sangat menyesalkan adanya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang menggunakan kesempatan ini untuk bertransaksi di Bukalapak,” kata dia.
Ia menjelaskan kalau phishing merupakan tindak kejahatan siber yang bertujuan untuk mencuri data dan informasi penting pengguna seperti email, password, dan kode OTP. Caranya dengan mengarahkan pengguna untuk membuka tautan tidak resmi dengan berbagai alasan seperti aktivasi dan promo. Informasi penting tersebut kemudian digunakan oleh pelaku untuk mengakses akun pribadi korban.
Untuk itu, kata Fairuza, Bukalapak senantiasa menghimbau agar pengguna selalu melakukan langkah - langkah pencegahan 4 aman 5 sempurna yang terdapat di akun resmi mereka. Sehingga, pengguna bisa terhindar dari upaya phishing dan tindak kejahatan kriminal lainnya saat bertransaksi online.
Ia membagikan tautan twitter berisi video singkat mengenai hal ini. Tautan tersebut bisa diakses di alamat berikut:
https://twitter.com/BukaBantuan/status/1285395988232855552
Salah satu poin penting di dalam langkah-langkah tersebut, kata dia, adalah menjaga kerahasiaan informasi penting seperti kode OTP, password, dan data perbankan dari siapapun. Menurut dia, keamanan dan kenyamanan pengguna selalu menjadi prioritas Bukalapak. “Karena itu, kami juga akan senantiasa meningkatkan sistem pengamanan Bukalapak secara menyeluruh,” ujarnya.
Tak hanya Bukalapak, PT FinAccel Finance Indonesia atau Kredivo juga telah menerima pengaduan dari sejumlah pengguna layanan di platform mereka yang merasa ditipu. Berbeda dengan Bukalapak, Kredivo langsung membawa masalah ini ke jalur hukum.
"Kami telah membuat laporan kepada Polda Metro Jaya atas dugaan tindakan penipuan yang mengatasnamakan Kredivo tersebut," kata Vice President Marketing and Communication Kredivo, Indina Andamari, kepada Tempo, Jumat, 17 Desember 2021.
Sampai saat ini, Indina menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan para pelapor dan pihak kepolisian terkait penyelidikan kasus tersebut. Tapi, Indina tidak merinci apakah sebenarnya Kredivo juga menjadi korban dalam kejadian ini, termasuk berapa banyak sebenarnya korban yang mengaku telah jadi korban penipuan tersebut.
Selain itu, Indina menyebut pihaknya juga telah melakukan penyelidikan internal terkait kasus ini. Indina juga memastikan tidak ada kebocoran internal data pengguna di balik kejadian dugaan penipuan ini.
Menurut dia, Kredivo sangat berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan data pengguna dan menjadikan hal tersebut sebagai prioritas nomor satu perusahaan. “Kredivo selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk para pengguna dan akan mendampingi korban untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini,” kata dia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.