Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Penyakit Mulut dan Kuku Cepat Meluas, Mentan Klaim Sudah Ada Upaya Extraordinary

Pemerintah telah mengambil sejumlah langkah luar biasa atau extraordinary dalam menangani penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

18 Juni 2022 | 06.31 WIB

Petugas Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memeriksa mulut sapi di salah satu lokasi peternakan di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Selasa 14 Juni 2022. Pemerintah Kota Tangerang melarang hewan kurban luar daerah masuk ke wilayah Kota Tangerang pada 14 hari sebelum Idul Adha guna mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). ANTARA FOTO/Fauzan
Perbesar
Petugas Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memeriksa mulut sapi di salah satu lokasi peternakan di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Selasa 14 Juni 2022. Pemerintah Kota Tangerang melarang hewan kurban luar daerah masuk ke wilayah Kota Tangerang pada 14 hari sebelum Idul Adha guna mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). ANTARA FOTO/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim pemerintah telah mengambil sejumlah langkah luar biasa atau extraordinary dalam menangani penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Wabah ini percepatannya luar biasa. Oleh karena itu upaya extraordinary lebih kuat, menjadi bagian-bagian dari jawaban yang ada," ujar Syahrul dalam keterangan resmi, Jumat, 17 Juni 2022. Dengan begitu, ia berharap wabah PMK segera diselesaikan dengan baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, kata Syahrul, penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sangat cepat. Bahkan bisa menembus jarak radius 30 kilometer.

Oleh sebab itu, ia mengimbau tiap petugas di lapangan menjalankan tugasnya dengan baik yakni mengendalikan keluar masuknya hewan ternak sekaligus keberadaan manusia di sekitarnya. 

Adapun penyebaran PMK tertinggi saat ini masih area lalu lintas hewan ternak baik melalui darat maupun tol laut. Kedua titik ini menjadi laju vital karena selalu ada saja peternak yang nekat menerobos jalur tikus. Dari sana virus PMK menyebar secara cepat, terutama dari kandang ke kandang. 

Lalu lintas hewan ini, kata Syahrul, menjadi salah satu sumber terjadinya pembawa wabah. "Oleh karena itu kita berharap di perjalanan lalu lintas hewan melalui laut, darat, dan udara melalui pengecekan karantina. Kita berharap yang di darat juga begitu, tentu saja karena banyak jalan-jalan tikus yang menjadi tantangan tersendiri," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga mempercepat produksi vaksin dalam negeri yang tengah dilakukan oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya. Rencananya vaksin ini dijadwalkan akan rampung di awal Agustus mendatang. 

Saat ini pemerintah telah memesan 3 juta vaksin tersebut sebagai vaksin darurat. Berikutnya, pemerintah akan memesan vaksin dengan jumlah lebih banyak agar PMK bisa benar-benar terkendali.

Adapun per Jumat, 17 Juni 2022, tercatat 800.000 dosis vaksin PMK telah tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta. Vaksin itu langsung didistribusikan melalui pemerintah daerah dan posko darurat PMK yang diprioritaskan kepada daerah zona merah dan kuning.

Syahrul berharap, kedatangan vaksin PMK bisa disambut dengan sigap melalui kerjasama yang baik antara Kabupaten, crisis center dan pihak lainnya, sehingga mereka mampu mempersiapkan penyuntikan sekaligus melakukan pengobatan secara maksimal. 

Lebih jauh ia meminta gugus tugas yang ada di Kabupaten serta crisis center yang ada di Kabupaten atau Provinsi dan secara nasional sudah mempersiapkan diri untuk melakukan penyuntikan vaksin penyakit mulut dan kuku atas hewan ternak itu. 

BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus