Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Peringati Hari Cinta Puspa dan Satwa, KLHK Gelar Kehati Expo 2019

Kepala Biro Humas KLHK Djati Witjaksono Hadi mengatakan Kehati Expo diadakan untuk memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional pada 5 November.

10 November 2019 | 09.01 WIB

Myzomela prawiradilagae., spesies baru burung pemakan madu yang ditemukan LIPI di Pula Alor NTT, Oktober 2019. (twitter/klhk)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Myzomela prawiradilagae., spesies baru burung pemakan madu yang ditemukan LIPI di Pula Alor NTT, Oktober 2019. (twitter/klhk)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Kehati Nusantara Expo 2019. Kepala Biro Humas KLHK Djati Witjaksono Hadi mengatakan hal itu diadakan untuk memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional atau HCPSN yang jatuh pada 5 November.

"Ini momentum yang tepat untuk membangun kesadaran dan membentuk kecintaan masyarakat Indonesia pada puspa dan satwa Indonesia," kata Djati saat pembukaan acara di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu malam, 9 November 2019.

Adapun Kehati Expo 2019 digelar pada 8 November hingga 8 Desember 2019. Pameran dibuka mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. Pameran itu, kata dia, juga untuk memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk menjaga keanekaragaman hayati dari kepunahan habitat asli di alam Indonesia.

Dalam pameran itu juga ditetapkan Ikon Puspa dan Satwa Nasional yaitu Saninten atau castanopsis argentea dan burung langka Isap Madu Rote atau yang diberi nama Irianawdodoae. Djati mengatakan terdapat 310 gerai pameran tumbuhan, hewan dan makanan yang bisa dikunjungi.

"Melalui Kehati Nusantara Expo ini, seluruh rangkaian kegiatan diarahkan untuk menjadi sarana edukasi kepada masyarakat khususnya generasi milenial untuk menjaga dan melindungi kekayaan alam Indonesia," kata dia.

Saat Tempo mengelilingi hampir seluruh booth, para peserta yang membuka booth hanya menawarkan tanaman atau hewan yang dijual. Juga booth, seperti milik Taman Mini Indonesia Indah Taman, Ragunan, dan Taman Safari yang menawarkan paket wisata.

Tata letak booth juga terlihat acak. Seperti booth-booth hewan yang menyebar tidak dalam satu blok. Bahkan ada booth penjualan hewan yang satu deret berjarak 3 meter dari booth makanan.

Selain itu, terdapat booth-booth penjual tanaman yang tidak dapat aliran listrik untuk menyalakan lampu. "Kayanya panitia salah masang kabel, cepat panas bikin mati. Jadi kaya sudah tutup booth ini," kata Rohman, penjual kaktus asal Lembang, Bandung.

HENDARTYO HANGGI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus