Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan Muhri menduga perubahan pola belanja masyarakat perkotaan membuat sejumlah perusahaan retail belakangan mulai ekspansi ke daerah. Ekspansi dengan merelokasi sejumlah gerai dari Ibu Kota ke daerah dinilai sebagai langkah realistis.
"Saat ini, di kota besar seperti Jakarta, penjualan online untuk produk fashion lebih mendominasi dibandingkan dengan produk lainnya," ujarnya, Selasa, 21 November 2017. Akibatnya, penjualan offline atau melalui gerai fisik retail fashion di kota besar menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan kinerja penjualan.
Baca: Matahari Department Store Kembali Tutup Dua Gerainya
Pernyataan Kasan itu menanggapi langkah sejumlah perusahaan retail yang menutup beberapa gerainya di kota dan membuka cabang baru di daerah. Yang teranyar adalah langkah PT Matahari Department Store Tbk yang akan menutup dua gerainya di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, dan Lombok City Center.
Matahari Department Store juga akan membuka dua gerai department store di Baturaja dan Lahat, Sumatera Selatan. Perusahaan pun berencana membuka satu gerai specialty store Nevada di Pakuwon Mall, Surabaya.
Lebih jauh, Kasan menyebutkan peretail melakukan ekspansi atau merelokasi bisnis ke daerah. Ia menduga langkah itu ditempuh untuk menyikapi perubahan pola belanja masyarakat di kota-kota besar.
Adapun pola belanja masyarakat di daerah yang belum banyak berubah ke sistem online, menurut Kasan, dilihat sebagai peluang oleh sebagian peretail. "Sehingga strategi tersebut sejalan dengan syarat bisnis retail yang harus mempunyai turn over dengan volume penjualan cukup besar,” katanya. Ia pun meyakini volume penjualan yang cukup besar masih bisa diperoleh di daerah.
Di sisi lain, kata Kasan, ekspansi ke daerah dapat mendorong terjadinya pemerataan ekonomi. “Positifnya dari sisi ekonomi akan menumbuhkan produksi barang dari daerah tersebut yang dibutuhkan pebisnis retail,” ucapnya.
Sebelumnya, The Nielsen Company Indonesia menyebutkan pertumbuhan retail nasional hanya 2,7 persen selama periode Januari-September 2017. Padahal pertumbuhan normal tahunan dalam periode tersebut adalah 11 persen.
Khusus untuk retail modern, kenaikannya tercatat 3,3 persen. Pada September, terlihat peningkatan yang lebih baik dibanding bulan-bulan sebelumnya, yakni sekitar 5,1 persen . Adapun pada Juli terjadi penurunan 4,1 persen dan pada Agustus hanya tumbuh 1,5 persen.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini