Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Surabaya - Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto menyoroti posisi Indonesia dalam perdagangan bebas di pasar global saat ini. Menurut dia, Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat kaya, tetapi masih harus terus mengkoreksi diri agar tidak lalai dalam menjaga kekayaannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kita sekarang tidak mau mengizinkan sumber-sumber alam kita, kekayaan kita dijual murah kepada bangsa lain. Kita tidak mau,” kata Prabowo dalam agenda Dialog Publik di Universitas Muhammadiyah Surabaya, dikutip dari YouTube Muhammadiyah Channel, Jumat, 24 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia juga menyinggung pertemuannya dengan Duta Besar Jepang di Indonesia beberapa waktu lalu. Indonesia dianggap menghalangi ekspor impor bahan-bahan tertentu, padahal menjunjung tinggi perdagangan bebas.
Dalam konteks pembangunan ekonomi global, kata Prabowo, Indonesia harus menegaskan dukungannya terhadap perdagangan bebas. Meskipun demikian, ia menekankan pentingnya perdagangan yang adil, yang dianggap lebih mendesak untuk memastikan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Kita mau pabrik-pabrik itu dibuat di Indonesia karena rakyat kita butuh pekerjaan, karena anak-anak muda kita butuh masa depan yang baik,” ucap Prabowo.
Meski calon presiden yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu juga menuturkan perdagangan bebas sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi, lebih dari itu, pemerintah Indonesia ingin perdagangan yang adil. Di antaranya dengan menumbuhkan investasi dan pendirian pabrik-pabrik lebih banyak dilakukan di dalam negeri.
“Kita mau rakyat kita sejahtera, kita mau rakyat kita tidak menerima UMR, kita mau rakyat kita terima penghasilan yang cukup,” lanjutnya.
Dengan cara ini, Prabowo berharap perekonomian domestik bisa makin kuat. Dengan begitu, bisa dibangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Indonesia.
Pilihan Editor: Terkini: Jokowi Resmikan Kilang LNG Tangguh Train 3 Rp 72,45 Triliun, Nostalgia Luhut dan Prabowo