Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan jasa audit dan konsultan global, PwC, mengeluarkan laporan edisi ke-20 bertajuk '2023 Mine: The era of reinvention'. Salah satu isinya membahas mengenai mineral kritis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Laporan tersebut menelaah top 40 perusahaan tambang di dunia pada 2022. Total merger dan akuisisi (M&A) dari perusahaan-perusahaan itu terbilang stabil dibandingkan 2021, namun kesepakatan transaksi mengalami perubahan signifikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Mineral kritis akan menjadi vital bagi masyarakat dan industri pertambangan selama 20 tahun ke depan," kata PwC Australia Global Leader, Mining & Metals, Paul Bendall, dalam keterangan resminya, Senin, 17 Juli 2023.
Dia menuturkan nilai transaksi mineral kritis meningkat sebesar 151 persen dibandingkan tahun 2021, menghasilkan 66 persen dari total nilai transaksi kesepakatan sepanjang tahun.
Sementara itu, transaksi emas turun sebesar 50 persen. PwC menilai dominasi M&A logam mulia selama beberapa tahun terakhir.
"Tembaga merupakan komoditas terlaris tahun 2022, mewakili 85 persen dari semua transaksi mineral kritis dan 56 persen dari total M&A top 40 perusahaan tambang," ungkap Bendall.
Lebih lanjut dia menilai, tembaga merupakan logam penting dalam peralihan menuju energi terbarukan. Pihaknya juga memperkirakan, tembaga akan semakin diminati seiring semakin diprioritaskannya sumber-sumber energi terbarukan.
Selain itu, dia menuturkan perusahaan tambang perlu bekerja sama dengan industri lain, seperti perusahaan mobil dan produsen baterai sebagai original equipment manufacturers (OEM) melalui joint ventures, kemitraan, dan offtake agreement untuk mengamankan pasokan.
"Seiring upaya pemerintah untuk memberi insentif pada produksi dan pemrosesan mineral kritis, kami memperkirakan OEM akan melakukan lebih banyak investasi langsung dalam aset pertambangan dan pengolahan, sehingga meningkatkan lanskap kompetitif untuk pertumbuhan aset dan M&A," tutur dia.
Berikut adalah rekomendasi utama PwC untuk pemimpin industri:
- Perusahaan tambang tidak bisa lagi fokus pada portofolio masa lalu. Penting bagi perusahaan untuk bertransformasi demi masa depan mineral kritis;
- Pahami dekarbonisasi karena akan menciptakan nilai di seluruh mata-rantai nilai pertambangan;
- Posisikan ulang perusahaan demi pertumbuhan jangka panjang di era kemunculan aliansi, joint ventures, dan transaksi kesepakatan transformasional dengan pemerintah yang memainkan peran penting;
- Berinvestasi dalam keterampilan teknis, perekrutan dan keragaman, kesetaraan dan inklusi. Hal-hal tersebut sudah menjadi keniscayaan saat ini.
Pilihan Editor: Gelar RUPST, Bumi Resources Umumkan Jajaran Direksi dan Komisaris Baru