Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Ratu Prabu Energi Tbk menawarkan investasi untuk pembangunan kereta ringan (light rail transit/LRT) di Jakarta dan sekitarnya. Perusahaan berencana membentuk konsorsium untuk menjalankan proyek tersebut.
Direktur Utama Ratu Prabu Energi Burhanuddin Bur Maras mengatakan salah satu anggota konsorsium adalah China Railways Construction Corporation. "Dia yang akan berperan sebagai kontraktor," kata Bur Maras di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Tanpa Modal, Ratu Prabu Biayai LRT dari Pinjaman Bank Cina
Dia juga akan mengajak serta Bechtel Corporation, konsultan asal Amerika Serikat yang membantu Ratu Prabu Energi mengkaji proyek ini. Konsultan tersebut akan berperan sebagai operator. Namun statusnya akan sementara sambil Ratu Prabu Energi belajar fungsi tersebut.
Bur Maras mengatakan konsorsium juga mungkin diikuti perusahaan pelat merah. "Nanti di konsorsium juga kami akan ajak BUMN," ujarnya.
Ratu Prabu Energi akan membangun jalur tambahan LRT dengan nilai investasi sekitar US$ 30 miliar. Proyek akan dibangun dalam tiga fase. Fase pertama terdiri atas sembilan jalur dengan investasi US$ 8 miliar. Sedangkan dua fase lain masih dalam kajian.
Perusahaan energi itu telah mengajukan proposal proyek kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno menyatakan tertarik dengan tawaran tersebut. Usul Ratu Prabu Energi kini tengah dibicarakan di Kementerian Perhubungan. Bur Maras mengatakan akan langsung membentuk konsorsium setelah mendapat lampu hijau dari pemerintah.
Ihwal dana, Bur Maras menyatakan kebutuhannya akan dipenuhi melalui pinjaman. Dia mengklaim Exim Bank of China telah menyatakan siap mengucurkan dana untuk proyek tersebut, bahkan tanpa jaminan dan mempertimbangkan ekuitas Ratu Prabu Energi, serta bunga kredit yang rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini