Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Ratu Prabu Energi Tbk menawarkan investasi untuk membangun kereta ringan (light rail transit/LRT) kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta. Usulan itu kini dalam tahap pembahasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Utama Ratu Prabu Energi, Burhanuddin Bur Maras, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan disambut baik. Usulannya kini tengah dibahas di tingkat Kementerian Perhubungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bur Maras berharap pembahasan ini bisa rampung tak lebih dari 1,5 tahun. Pasalnya dia menargetkan konstruksi LRT fase pertama bisa dimulai pada 2020. "Konstruksinya sendiri dalam waktu tiga tahun harus sudah selesai," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Januari 2018.
Ratu Prabu Energi berencana membangun tiga fase proyek LRT. Di fase yang pertama, terdapat sembilan jalur yang disiapkan. Sementara fase kedua dan ketiga masih dalam kajian.
Jalur di fase pertama antara lain Karawaci - Sultan Agung, Raya Serpong - Bandara Soekarno Hatta, Bundaran Hilir - Kampung Bandan, dan Bandara Soekarno Hatta - Cawang. Rute lainnya yang ditawarkan adalah Joglo Raya - Gelanggan Olahraga, Cikunir - Selamat Sempurna, Antasari - Depok, Tol Pelabuhan - Cawang, dan Dufan - Bintara.
Investasi proyek LRT fase pertama ini membutuhkan dana US$ 8 miliar. Sementara keseluruhan proyek diperkirakan menghabiskan dana US$ 30 miliar.
Bur Maras menuturkan dana investasi akan dipenuhi dari pinjaman. Dia mengklaim sudah mendapat lampu hijau dari Exim Bank of China yang siap mengucurkan dana tanpa jaminan dan dengan bunga rendah.