Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pengusaha menyebutkan stok daging untuk kebutuhan dalam negeri pada tahun ini bakal aman jika BUMN yang mendapat penugasan merealisasikan seluruh tugas impornya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sayangnya para importir itu diperkirakan tak bisa menjalankan tugasnya salah satunya karena keterbatasan akses dari negara asal impor daging. "Dari importir kemungkinan paruh kedua 2020 hanya mengimpor 30.000 sampai 36.000 ton," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri, Ahad, 21 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada tahun ini, Perum Bulog (Persero) dan PT Berdikari (Persero) masing-masing ditugasi pemerintah mengimpor daging kerbau sebanyak 100.000 dan 50.000 ton oleh pemerintah.
Kendati demikian, Suhandri memperkirakan realisasi impor daging sapi di luar penugasan bakal tertahan. Permintaan yang menurun akibat terbatasnya aktivitas bisnis hotel, restoran, dan katering membuat para importir merevisi rencana bisnis mereka.
Dalam kondisi normal, kata dia, kebutuhan di kawasan Jabodetabek disebutnya mencapai 60.000 ton dengan realisasi impor sepanjang 2019 mencapai 80.000 ton. Untuk tahun ini, dia memperkirakan realisasi tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya.
"Kalaupun pemerintah berhasil realisasi impor daging kerbau seluruhnya, kemungkinan akan menjadi carryover stock untuk awal tahun 2021," ucap Suhandri.
Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh memastikan rencana importasi daging kerbau oleh Bulog bakal tetap berlanjut meski terdapat koreksi permintaan. Dia memperkirakan daging kerbau asal India bakal mulai masuk pada awal Juli mendatang. "Rencana impor tetap kami lanjutkan, perkiraan awal Juli nanti masuk," ujarnya saat dihubungi.
Adapun berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian, sampai awal Mei lalu, kebutuhan daging sapi atau kerbau diproyeksikan mencapai 354.136 ton selama Mei–Desember dengan pasokan dari dalam negeri 301.044 ton dan rencana impor sebanyak 282.842 ton sehingga neraca bakal surplus 395.362 ton.
Sementara itu, harga rata-rata daging sapi di pasar tradisional secara nasional dalam sebulan terakhir menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) berada di kisaran Rp 118.000 sampai Rp 120.000 per kilogram. Adapun dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7/2020, harga acuan daging sapi di tingkat konsumen dibanderol Rp 105.000 per kilogram.
BISNIS