Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita angkat bicara menanggapi ancaman resesi global yang disebut-sebut bakal terjadi pada tahun 2023. Ia memastikan pemerintah akan merancang kebijakan untuk mendukung industri di dalam negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Khususnya kebijakan insentif atau stimulus yang pernah kita lakukan di awal-awal Covid-19 hadir di Indonesia, yang pada dasarnya jauh lebih berat, lebih complicated (rumit) dari yang kita hadapi sekarang," ujar Agus, di Jakarta, Selasa, 1 November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berharap paket insentif atau stimulus itu akan semakin mendorong optimisme ekonomi di dalam negeri. "Market domestik juga penting untuk kita ciptakan. Kekuatan pasar domestik juga penting, itu menjadi modal kita," ucap Agus.
Sayangnya Agus belum membeberkan paket insentif apa yang akan digelontorkan pemerintah. Saat ini, ia mengaku masih mempelajari dan mengkaji lantaran banyak faktor yang membuat industri kesulitan. Sejumlah faktor itu bisa berasal dari pasar global, hingga bahan baku industri.
Dalam kesempatan itu, ia juga angkat bicara fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK yang telah dilakukan sejumlah industri di dalam negeri belakangan ini.
Hingga kini, kata Agus, pemerintah belum menerima laporan PHK dari pelaku industri yang terdampak krisis global. Yang pasti, Kemenperin akan berupaya agar pelaku industri bisa tetap menjalankan usahanya tanpa harus melakukan pengurangan karyawan di tengah kondisi yang sulit.
"Kami belum dapat laporan dari pelaku industri soal PHK. Tapi kami terus menerus melakukan pengawalan agar mereka tetap bisa beroperasi tanpa mengurangi karyawannya," ujar Agus.
Adapun Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta W Kamdani, sebelumnya memperkirakan sektor padat karya akan melakukan PHK karena permintaan pasar dari sektor tersebut turun tajam.
Tapi Shinta juga tak memprediksi kapan gelombang PHK sektor padat karya itu terjadi. Yang pasti, ia menyebutkan banyak perusahaan yang melakukan efisiensi di banyak bidang untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka di tengah ancaman resesi global tersebut.
ANTARA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini