Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memperingatkan PT Kereta Cepat Indonesia China agar tidak lagi melakukan konstruksi di wilayah Pertamina tanpa pengawasan. Hal ini berkaitan dengan insiden kebakaran pipa yang terjadi di samping Jalan Tol Padalarang - Cileunyi Kilometer 130 beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya peringatkan sebagai kepala daerah agar jangan melakukan kegiatan di kawasan Pertamina tanpa supervisi," ujar Ridwan Kamil itu selepas rapat percepatan konstruksi Kereta Cepat Jakarta - Bandung di Kantor Kementerian Maritim dan Investasi, Jakarta, Selasa, 12 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan perkara itu memang tidak dibahas di dalam rapat lantaran persoalan sudah ditindaklanjuti oleh pihak terkait. "Saya kira itu tidak akan menghambat konstruksi," kata Ridwan Kamil .
Meski demikian, ia tidak memungkiri bahwa kecelakaan kerja tersebut terjadi akibat kesalahan prosedur dari PT KCIC. Kala itu, tutur Ridwan Kamil , perseroan tidak mengajukan permohonan pendampingan kepada Pertamina.
Padahal, menurut Ridwan Kamil , Pertamina pasti mRidwan Kamil iki standar operasi sendiri. Misalnya apabila akan melakukan penggalian harus ada jarak beberapa meter dari pipa. "Itu kemarin pas kepancung kan kena langsung (pipa), untungnya Pertamina bikin pipa paralel, sehingga suplai BBM aman."
Ridwan Kamil menjamin pasca kejadian tersebut, kemajuan pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung tidak terganggu. "KCIC kan model kerjanya cekclokan (tidak berurutan), jadi kalau ada macet itu ditahan dulu, yang lancar dikerjakan, jadi pembangunannya enggak dicicil begitu," tuturnya. Dengan demikian, ia optimistis pekerjaan bisa tersebut bisa kelar pada pertengahan 2021.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan kemajuan pembangunan kereta cepat Jakarta - Bandung secara fisik telah mencapai 34-36 persen. Adapun pembebasan lahan telah mencapai 99,06 persen.
Dalam rapat yang berlangsung di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, kata Zulfikri, pemerintah kini tengah berfokus membantu PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk menyelesaikan perkara lahan.
Ia menargetkan pembangunan bisa selesai sesuai rencana. "Pokoknya Juli 2021 itu selesai, kami banyak membantu di teknis dan soal fasilitas," kata Zulfikri.
Sejauh ini, ia mengatakan konstruksi sudah tidak banyak mengalami kendala. Kendati sebelumnya sempat ada kebakaran pipa Pertamina akibat kesalahan pengerjaan di samping Jalan Tol Padalarang - Cileunyi. "Sementara ini enggak ada masalah, kemarin pun ada crossing di LRT Jabodebek sudah selesai."
Senada dengan Zulfikri, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra juga mengatakan kemajuan proyek yang digarapnya telah mencapai 36 persen. Karena itu, ia menyebut rapat koordinasi dilakukan untuk mencari jalan mempercepat konstruksi tersebut.
Chandra mengatakan perkara lahan sebenarnya sudah sedikit. Persoalan yang banyak dihadapi justru perkara administrasi, baik di pengadilan maupun di Badan Pertanahan Nasional. "Kami minta dukungan agar bisa dipercepat."