Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Rupiah Diramalkan Menguat di Kisaran Rp 14.520-14.560, Formula E Jadi Pendorong

Meski sempat melemah pada perdagangan sebelumnya sebanyak 25 poin, rupiah kembali perkasa dengan kenaikan 44 poin.

2 Juni 2022 | 05.45 WIB

Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT TRX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi meramalkan nilai tukar rupiah di pasar spot akan menguat Rp 14.520-14.560 pada Kamis, 2 Juni 2022. Meski sempat melemah pada perdagangan sebelumnya sebanyak 25 poin, mata uang Garuda itu kembali perkasa dengan kenaikan 44 poin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ibrahim melihat pergerakan rupiah ditopang oleh perbaikan kondisi ekonomi di dalam negeri. Tren positif ini terlihat setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut pada kuartal mendatang, bahkan semakin inklusif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ada kemungkinan besar pasca-orang mudik Lebaran Idul Adha nanti, perekonomian membaik lagi,” katanya saat dihubungi pada Rabu, 1 Juni 2022.

Faktor pendorong rupiah selanjutnya ialah banyaknya kegiatan internasional di Tanah Air. Ragam kegiatan ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi berangsur-angsur normal.

Adapun kegiatan yang ia maksud ialah Formula E hingga G20. Pasar meyakini agenda-agenda berskala dunia itu akan melecut ekonomi Indonesia pulih lebih cepat dan mendongkrak pendapatan negara.

Sementara itu dari sisi eksternal, penguatan rupiah didukung oleh tren bursa saham di Eropa yang melaju di jalur positif. Sikap Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menghormati independensi bank sentral juga turut berpengaruh ke nilai tukar rupiah terhadap dolar.

“Intervensi Joe Biden terhadap bank sentral sedikit menenangkan pasar. Untuk saat ini, Biden lebih persuasif menginginkan kerja sama dengan bank sentral agar kenaikan suku bunga tidak menyebabkan resesi,” kata Ibrahim.

Keluar dari Amerika, nilai tukar rupiah pun ikut tertopang oleh kebijakan Cina membuka pengunciannya pada 1 Juni 2022. Longgarnya lockdown di Negeri Tirai Bambu setelah lonjakan kasus Covid-19 membalikkan harapan pasar bahwa kegiatan perekonomian Cina akan kembali normal.

“Ini yang akan berpengaruh ke laju penguatan mata uanng rupiah. IHSG (indeks harga saham) pun ikut menguat,” kata Ibrahim.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus