Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks dolar AS ditutup melemah, sehingga nilai tukar rupiah menguat dalam penutupan perdagangan hari ini Senin, 3 Juni 2024. Nilai tukar rupiah menguat tipis 22 poin menjadi Rp 16.230 per dolar AS. Pada perdagangan Jumat pekan lalu, kurs rupiah ditutup menguat pada level Rp 16.252 per dolar AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat 0,3 persen bulan lalu. Indeks ini menyamai kenaikan yang belum direvisi pada bulan Maret.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Pembacaan inflasi utama yang selaras membuat para pedagang meningkatkan posisi untuk penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed) pada bulan September," kata Ibrahim dalam analisis rutinnya.
The Fed telah menaikkan biaya pinjaman sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 guna mengurangi permintaan di seluruh perekonomian. Pasar keuangan awalnya memperkirakan penurunan suku bunga pertama di bulan Maret, namun kemudian diundur ke Juni dan sekarang ke September.
Menurut Ibrahim, fokus pekan ini adalah pada keputusan suku bunga di Eropa dan Kanada. Baik Bank Sentral Eropa maupun Bank Sentral Kanada diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga. "Berpotensi memicu pelonggaran moneter di seluruh dunia."
Pekan depan, The Fed akan mengadakan pertemuan, meskipun diperkirakan akan mempertahankan suku bunga.
Dari dalam negeri, tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84 persen secara tahunan. Nilai ini lebih rendah dibandingkan posisi April sebesar 3 persen.
Sedangkan bila dilihat secara bulanan, Indonesia pada Mei 2024 mengalami deflasi. "Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan dan energi. Kemudian, momen Ramadan dan Idul Fitri yang telah usai membuat harga sektor pangan mengalami deflasi."
Terpisah, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa inflasi menjadi perhatian serius bagi otoritas moneter dalam mengambil kebijakan. BI memperkirakan inflasi Indonesia masih berada dalam rentang 2,5 persen plus minus 1 persen.