Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jenius, layanan perbankan digital dari PT Bank BTPN Tbk., baru saja melakukan survei terhadap 567 responden yang merupakan masyarakat melek digital (digital savvy) berusia 26-40 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari survei Jenius survei bertajuk "Adaptasi Masyarakat Digital Savvy Selama Pandemi" tersebut, diketahui sebanyak 82 persen responden mengaku menunda atau membatalkan banyak rencana mereka. "Penundaan dilakukan di berbagai rencana," kata Digital Banking Business Product Head Bank BTPN Waasi B. Sumintardja dalam keterangan di Jakarta, Kamis, 15 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk rencana liburan, misalnya, ada 85 persen dari mereka yang menundanya. Selain itu, untuk yang menunda rencana investasi ada sebanyak 26 persen, lalu mereka yang menunda membeli properti sebanyak 21 persen, yang menunda membeli kendaraan 16 persen, dan menunda melanjutkan pendidikan 15 persen.
Karena berbagai rencana ini ditunda, maka para responden memilih untuk mengubah alokasi dana mereka ke berbagai pos. Sebanyak 38 persen responden mengubahnya menjadi pos tabungan, 24 persen menjadi pos investasi, kebutuhan sehari-hari 14 persen, deposito 9 persen, dan produk kesehatan 3 persen.
Di sisi lain, tujuan finansial mereka di 2021 juga tergambar dalam survei ini. Untuk tujuan kondisi keuangan yang stabil 80 persen, lebih banyak menabung 68 persen, investasi 54 persen, menyiapkan dana darurat 44 persen, dan memiliki aset 44 persen.
Selain itu, survei Jenius juga mencatat penggunaan mobile banking kian meningkat dan ATM kian menurun selama pandemi Covid-19. "Terlihat perubahan pada cara bertransaksi," kata Waasi.
Sebelum pandemi, Jenius mencatat penggunaan mobile atau digital banking yaitu sebesar 71 persen. Sementara, penggunaan ATM di antara para responden mencapai 45 persen.
Tapi selama pandemi, penggunaan mobile banking meningkat menjadi 83 persen. Sebaliknya, penggunaan ATM turun menjadi 34 persen.