Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, menanggapi pertumbuhan tabungan orang kaya di atas Rp 5 miliar yang tinggi menurut data Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS. Ia melihat pola itu terlihat sejak tiga tahun sebelum pandemi. Pertumbuhan kelompok tersebut memang cenderung lebih tinggi dari kelompok lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Setelah pandemi, rata-rata pertumbuhan segmen ini (orang kaya dengan tabungan di atas Rp 5 miliar) meningkat menjadi lebih dari 10 persen hingga Februari lalu,” ujar dia saat dihubungi Tempo pada Selasa, 9 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, dia melanjutkan, perlu ditelaah lebih dalam lagi karena simpanan di atas Rp 5 miliar bukan terbatas pada individu atau perorangan, melainkan didominasi oleh korporasi atau perusahaan. “Jadi belum bisa disimpulkan kesenjangan setelah pandemi,” tutur Josua.
Data LPS menyebutkan pertumbuhan simpanan tier di atas Rp 5 miliar meningkat dari 4,9 persen YoY pada Januari 2019 (sebelum pandemi) menjadi 9,6 persen YoY pada Maret 2023. Hal itu diiringi juga peningkatan rata-rata nominal per rekening. Hal tersebut berbeda dengan simpanan di bawah Rp 100 juta yang melambat.
Angka pertumbuhan simpanan di bawah Rp 100 juta melambat dari 9,3 persen YoY pada Januari 2019 menjadi 3,6 persen pada Maret 2023. Kondisi ini juga diiringi penurunan rata-rata nominal per rekening dari Rp 2,9 juta menjadi Rp 1,96 juta.
Berbeda dengan Josua, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, justru menilai bahwa data tersebut menandakan adanya ketimpangan. “Itu membuat ketimpangan pasca pandemi semakin lebar,” ujar dia.
Ditambah lagi, Bhima melanjutkan, menurut data Februari 2023 masih ada 8 juta orang yang menganggur. Artinya, itu menjadi suatu tantangan. Bhima melihat, orang kaya bahkan bisa mendapatkan uang tanpa kerja keras karena uang yang bekerja, sementara orang miskin harus berjuang dan bersaing dengan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kalaupun mendapatkan pekerjaan, dia berujar, sebagian besar sekarang masuk ke sektor informal dengan jaring pengaman atau kualitas pekerjaan yang lebih rendah. Salah satu contohnya, tidak ada uang pensiun. “Itu yang mengakibatkan ketimpangan makin lebar sebenarnya,” ucap Bhima.
Dia pun menilai dengan adanya data tabungan orang kaya di atas Rp 5 miliar tumbuh cepat daripada orang dengan tabungan di bawah Rp 100 juta dapat disimpulkan bahwa pemulihan ekonomi tidak merata. “Pemulihan ekonomi lebih berpihak kepada mereka yang memiliki akses terhadap kekuasaan dan memiliki akses terhadap sumber daya alam,” tutur Bhima.
MOH KHORY ALFARIZI | CAESAR AKBAR
Pilihan Editor: Pemilik Tabungan di Atas Rp 5 Miliar Meroket, Ekonom: Ketimpangan Ekonomi, Ada 8 Juta Pengangguran
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini