Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Sabtu sore, 15 Oktober 2022 dimulai dengan fakta-fakta 6 Mie Sedaap ditarik dari pasar Singapura.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kemudian informasi mengenai IMF mengungkapkan sejumlah hal yang perlu dilakukan berbagai negara menghadapi tingginya nilai tukar dolar Amerika Serikat hingga saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu berita tentang Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan ada sejumlah sektor usaha yang paling bisa bertahan di tengah resesi 2023. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Fakta-fakta 6 Mie Sedaap Ditarik dari Pasar di Singapura, Ada Apa?
Produk Mie Sedaap milik PT Wings Surya akhir-akhir ini menjadi sorotan. Terbaru, Badan Pangan Singapura (SFA) telah memperpanjang penarikan Mie Sedaap tersebut pada Selasa, 11 Oktober 2022. Ini adalah yang ketiga kalinya dalam sepekan terakhir.
Dua produk dilarang beredar karena terdeteksi mengandung pestisida jenis etilen oksida dalam bubuk cabai. Kini total ada enam produk Mie Sedaap yang telah dilarang beredar.
"Melalui pengujian peraturan kami, SFA telah mengidentifikasi bubuk cabai yang terkontaminasi dengan etilen oksida," katanya dalam rilis media seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 11 Oktober 2022.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Dolar AS Tengah Tinggi, IMF: Hati-hati Gunakan Cadangan Devisa
Wakil Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Gita Gopinath dan Direktur Riset IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengungkapkan sejumlah hal yang perlu dilakukan berbagai negara menghadapi tingginya nilai tukar dolar Amerika Serikat hingga saat ini.
Gita dan Gourinchas mengatakan, dolar saat ini sudah mencapai level tertingginya sejak tahun 2000, setelah naik 22 persen terhadap yen, 13 persen terhadap euro, dan 6 persen terhadap mata uang pasar negara-negara berkembang atau emerging market sejak awal tahun ini.
"Dalam keadaan seperti ini, haruskah negara secara aktif mendukung mata uang mereka?" kata keduanya dalam tulisan mereka berjudul 'How Countries Should Respond to the Strong Dollar' yang dipublikasikan IMF pada Jumat, 14 Oktober 2022.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Ancaman Resesi 2023, Ekonom Sebut Sektor-sektor Ini Paling Bisa Bertahan
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan ada sejumlah sektor usaha yang paling bisa bertahan di tengah resesi 2023. Salah satunya, usaha kosmetik atau perawatan tubuh.
"Ada kecenderungan bahkan pada saat krisis pandemi terjadi booming skincare, saat ini tren itu masih terjadi ditambah mobilitas sudah mulai longgar," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 12 Oktober 2022. Terlebih menurut Bhima, resesi justru membuat masyarakat lebih memperhatikan penampilan tubuh.
Kemudian sektor lainnya yang kuat bertahan menghadapi resesi adalah sektor pendukung informasi dan komunikasi seperti data center, artificial intelligence (AI), dan cloud computing. Ia menilai sektor tersebut tetap bertahan meski ada musim winter startup. Sebab, menurut Bhima, arah digitalisasi ke depan adalah mempercepat adaptasi perusahaan tradisional dengan dukungan sistem digital.
Baca berita selengkapnya di sini.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.