Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

WIKA Bawa Anak Usaha ke Lantai Bursa

Langkah ini untuk menyambut holding BUMN perumahan dan kawasan industri.

29 Januari 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) siap membawa anak usahanya, PT Wijaya Karya Realty, ke lantai Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. Rencana penawaran umum perdana saham (IPO) itu ditempuh seiring dengan langkah Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang akan menggabungkan perusahaan pelat merah di sektor properti ke dalam holding BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Keuangan WIKA, Steve Kosasih, mengatakan WIKA Realty menjadi pilihan paling tepat bagi perseroan untuk mengembangkan bisnisnya di sektor perumahan dan pengembangan kawasan. WIKA Realty merupakan salah satu anak perusahaan yang bergerak di bidang properti. "Oleh sebab itu, kami yakin dukungan dari para investor saat IPO nanti akan semakin mendongkrak kinerja WIKA Realty di masa depan," kata Steve di Jakarta, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Steve mengatakan WIKA Realty memiliki portofolio ciamik di bidang perumahan dan pengembangan kawasan. Cakupan wilayahnya tak hanya di Jabodetabek, tapi juga di sejumlah provinsi, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, hingga Sulawesi Selatan.

Pada 2018, Steve menyebutkan, WIKA Realty mencatatkan marketing sales mencapai Rp 1,4 triliun. Angka tersebut ditargetkan akan tumbuh hingga lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 3,1 triliun tahun ini. "Perusahaan akan melepas 25 persen sahamnya ke lantai bursa melalui IPO yang akan diselenggarakan pada semester I 2019 ini," kata Steve.

Masuknya WIKA ke holding perumah

an dan pengembangan kawasan membuat terjadinya perubahan status perusahaan dari persero menjadi non-persero. Rapat umum pemegang saham luar biasa kemarin menyetujui perubahan tersebut.

Direktur Utama WIKA, Tumiyana, mengatakan pengembangan bisnis di sektor perumahan akan berdampak besar bagi perusahaan dan masyarakat. Kebutuhan terhadap perumahan yang terus meningkat, kata dia, perlu diimbangi dengan ketersediaan kawasan hunian.

Dia menilai holding ini akan menambah kapabilitas untuk menghadirkan perumahan berkualitas dengan harga yang terjangkau. "Di sisi lain, harga properti terus merangkak naik, sehingga sangat menguntungkan bagi perusahaan di masa depan," ujar Tumiyana.

Masuknya WIKA ke holding itu, tutur Tumiyana, juga akan membuka ruang yang begitu luas bagi WIKA untuk lebih siap berekspansi di sektor transit oriented development dan bangunan serta gedung. Karena itu, WIKA memperkuat lini bisnis terintegrasi dari hulu hingga ke hilir dengan melibatkan entitas anaknya.

Di sektor hilir, penguatan tertuang dalam upaya WIKA untuk mengembangkan bisnisnya sebagai investor di sektor properti dan perumahan melalui WIKA Realty. Adapun penguatan di hulu tertuang dalam bentuk inovasi berwujud produk modular, yang digarap oleh anak usaha di bidang konstruksi bangunan dan gedung, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE).

Modular ini, kata Tumiyana, menunjukkan pe-ngembangan strategi backward (hulu) untuk memperkuat supply chain perusahaan. Dengan menggunakan modular, sebuah bangunan dapat dihasilkan dari modul-modul yang sebelumnya telah dihasilkan di workshop. "Kemudian bisa langsung dipasangkan di lokasi," kata Tumiyana.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Aloysius Kiik Ro, mengatakan, meski lebih dikenal di bidang konstruksi infrastruktur, WIKA tetap dimasukkan ke holding BUMN perumahan dan pengembangan kawasan karena memiliki irisan besar di subsektor bisnisnya.

Aloysius mengatakan saat ini peraturan pemerintah perihal holding itu telah masuk ke Kementerian Hukum dan HAM. Prosesnya masih berlanjut ke Kementerian Keuangan dan Sekretariat Negara, sebelum dikirim ke semua menteri, hingga terakhir kelak ditandatangani presiden. Menurut dia, masih ada proses pengalihan saham atau inbreng saham yang harus dilakukan setelah peraturan pemerintah terbit. "Penyelesaian semuanya lebih cepat lebih baik," kata dia.

EGI ADYATAMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus