Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lemak jenuh terkandung dalam banyak makanan produk hewani maupun nabati. Pola makan tinggi lemak jenuh dalam bentuk makanan cepat saji, terutama rentan berakibat masalah kesehatan.
Risiko mengonsumsi lemak jenuh berlebihan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Penyakit jantung
Mengutip Healthline, lemak jenuh tidak sehat dan rentan mempengaruhi penyakit jantung. Lemak jenuh membuat kolesterol jahat atau LDL. Trigliserida dalam tubuh meningkat dan menumpuk membentuk plak di dalam pembuluh darah jantung.
2. Penyakit Alzheimer dan Demensia
Mengutip Everyday Health, asupan lemak jenuh yang lebih tinggi secara signifikan terkait dengan risiko gangguan kognitif penyakit Alzheimer dan Demensia dini.
3. Obesitas
Mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh cenderung lebih sehat bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Makanan yang dipanggang seperti pizza dan makanan yang digoreng memiliki banyak kandungan lemak jenuh. Adapun itu menambah kalori ekstra hingga menyebabkan berat badan bertambah.
4. Penyakit hati
Orang yang kelebihan berat badan mengonsumsi lemak jenuh berisiko mengalami penyakit hati berlemak nonalkohol. Penyakit ini membuat lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 atau penyakit jantung.
5. Diabetes tipe 2
Makanan yang tinggi lemak jenuh berbahaya bagi orang yang mengalami penyakit diabetes tipe 2, karena meningkatnya sensivitas insulin dan naiknya kadar gula darah. Pilih daging tanpa lemak, daging unggas tanpa kulit, ikan kacang-kacangan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.