Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan suasana hati seperti merasa kesepian dan hampa setelah menikah atau post-wedding blues dianggap kondisi normal. Sebab, menandakan kehidupan baru telah dimulai. Publikasi ilmiah Bowling Green State University Research di Amerika Serikat menjelaskan, 152 responden wanita, 12 persen merasa tertekan sedikit linglung dan murung setelah pernikahan. Menurut para ahli kondisi itu masih dianggap wajar.
Post-wedding blues perasaan melankolis setelah hari pernikahan. Kondisi ini muncul karena adanya perasaan, perayaan pernikahan telah berakhir dan kehidupan nyata telah dimulai. Walaupun post-wedding blues dianggap normal, tapi kondisi ini bisa menandakan dampaj negatif jika dibiarkan terus berlanjut sampai lama.
Kiat mengatasi post-wedding blues
1. Perayaan pernikahan dan kehidupan menikah berbeda
Perayaan pernikahan dan kehidupan setelah menikah itu berbeda. Perayaan pernikahan berakhir, tapi kehidupan setelah menikah mulai dijalani.
Mengutip Indian Express, post-wedding blues dialami oleh beberapa orang yang berpikir pernikahan dan bulan madu satu-satunya hal yang menarik, tapi kehidupan nyata setelah menikah menjadi monoton. Anggapan seperti itu sebaiknya dihindari untuk mencegah post-wedding blues.
2. Membuat rencana yang dinantikan pasangan
Pasangan berkemungkinan akan terlalu berfokus pada hari pernikahan, tapi setelah itu tetap perlu kebebasan untuk menghabiskan waktu berdua demi kegembiraan baru. Buat rencana lain yang bisa dinikmati pasangan untuk melewati kesedihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
3. Saling mendukung
Komunikasi yang sehat menjadi hal terpenting dari pernikahan yang langgeng. Jika kesedihan pascapernikahan benar-benar membebani, bicara dan mintalah dukungan kepada pasangan daripada memendam perasaan sedih tersebut. Ini akan menjadi awal mula kehidupan yang sehat nantinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
4. Konseling pernikahan
Jika post-wedding blues sudah semakin buruk, sebaiknya menjalani konseling pernikahan. Saat konsultasi dengan para ahli, pasangan akan mengambil langkah proaktif ketika mempertanggungkan masa depan hubungan pernikahan.
Konseling membekali pasangan dengan keterampilan komunikasi yang diperlukan untuk bisa memecahkan masalah sampai kompromi. Konseling akan mengetahui bagaimana menangani kekecewaan pada masa depan," sebagaimana dikutip dari buku What About Me?
5. Bulan madu
Salah satu cara untuk mengalihkan pikiran dari post-wedding blues memulai bulan madu. Cara ini sangat klasik, tapi ini bisa membantu mengatasi kondisi post-wedding blues. Ketika bulan madu, pasangan akan mengisi waktu berdua dan bisa saling membicarakan perasaan yang sedang dialami setelah pernikahan.
6. Mencatat
Cara sederhana mengatasi kesedihan akibat post-wedding blues mencatat waktu dan kejadian terpenting sebagai ungkapan rasa syukur. Menulis beberapa hal yang disyukuri secara teratur membantu seseorang merasakan lebih banyak kegembiraan dalam hidup. Itu juga bermanfaat menjaga kesehatan mental dalam hubungan.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.