Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

6 Masalah Kesehatan Kekurangan Protein, Mempengaruhi Kulit dan Kelelahan

Protein dibedakan dalam dua jenis, hewani dan nabati. Pemenuhan protein harian sangat penting untuk tubuh

8 April 2022 | 15.19 WIB

Ilustrasi cara mengatasi siku dan lutut yang berwarna gelap dibandingkan kulit lainnya. (Boldsky)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi cara mengatasi siku dan lutut yang berwarna gelap dibandingkan kulit lainnya. (Boldsky)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Protein dibedakan dalam dua jenis, hewani dan nabati. Pemenuhan protein harian sangat penting untuk tubuh. Sebab, kekurangan protein memicu beragam gangguan kesehatan.

Mengutip Medical News Today, kiat supaya mendapat banyak asupan protein.  Ganti camilan biasa dengan yang mengandung protein nabati, seperti kacang-kacangan, buncis, dan selai kacang. Menambahkan kacang-kacangan atau polong ke dalam sup, lauk pauk, atau salad. Ganti sumber karbohidrat dengan protein, seperti mengganti sepotong roti dengan telur saat pagi.

Masalah kesehatan kurang protein

1. Edema

Edema merupakan kondisi kekurangan protein. Mengutip Healthline, edema ditandai adanya pembengkakan perut. Itu diakibatkan rendahnya protein albumin dalam plasma darah.

Sebab, salah satu fungsi albumin mempertahankan tekanan onkotik kekuatan yang menarik cairan dalam sirkulasi darah. Itu untuk mencegah cairan berlebih terkumpul di jaringan tubuh lain.

2. Hati berlemak

Hati berlemak kondisi umum masalah kegemukan atau orang yang banyak mengonsumsi alkohol. Tapi, kondisi itu juga ditemukan tersebab kekurangan protein. Penelitian telah mengaitkan gangguan sintesis protein pengangkut lemak, atau lipoprotein.

3. Masalah kulit dan rambut

Kekurangan protein yang parah mempengaruhi kulit, menyebabkan kemerahan, terkelupas dan depigmentasi, kuku rapuh, dan rambut rontok.

4. Luka lama sembuh

Kekurangan protein memperlambat penyembuhan luka, keseleo, dan cedera. Mengutip WebMD itu akibat tubuh kurang memproduksi kolagen dari protein, yang berkontribusi dalam penyembuhan jaringan dan sel.

5. Kelelahan

Penelitian menunjukkan, satu pekan tidak makan cukup protein mempengaruhi kinerja otot untuk postur dan gerakan tubuh. Kondisi itu terutama orang-orang yang berusia 55 tahun ke atas.

Seiring waktu, teralu sering kekurangan protein membuat tubuh  kehilangan massa otot. Itu antara lain akan berakibat kurang kekuatan dan memperlambat metabolisme tubuh.

6. Kinerja otak

Otak menggunakan bahan kimia yang disebut neurotransmiter untuk menyampaikan informasi antar sel. Banyak dari neurotransmiter ini terbuat dari asam amino dalam protein. Itu sebabnya kekurangan protein dapat mempengaruhi kerja otak.

 

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Protein Hewani dan Nabati, Apa Bedanya?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus