Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Protein dibedakan dalam dua jenis, hewani dan nabati. Pemenuhan protein harian sangat penting untuk tubuh. Sebab, kekurangan protein memicu beragam gangguan kesehatan.
Mengutip Medical News Today, kiat supaya mendapat banyak asupan protein. Ganti camilan biasa dengan yang mengandung protein nabati, seperti kacang-kacangan, buncis, dan selai kacang. Menambahkan kacang-kacangan atau polong ke dalam sup, lauk pauk, atau salad. Ganti sumber karbohidrat dengan protein, seperti mengganti sepotong roti dengan telur saat pagi.
Masalah kesehatan kurang protein
1. Edema
Edema merupakan kondisi kekurangan protein. Mengutip Healthline, edema ditandai adanya pembengkakan perut. Itu diakibatkan rendahnya protein albumin dalam plasma darah.
Sebab, salah satu fungsi albumin mempertahankan tekanan onkotik kekuatan yang menarik cairan dalam sirkulasi darah. Itu untuk mencegah cairan berlebih terkumpul di jaringan tubuh lain.
2. Hati berlemak
Hati berlemak kondisi umum masalah kegemukan atau orang yang banyak mengonsumsi alkohol. Tapi, kondisi itu juga ditemukan tersebab kekurangan protein. Penelitian telah mengaitkan gangguan sintesis protein pengangkut lemak, atau lipoprotein.
3. Masalah kulit dan rambut
Kekurangan protein yang parah mempengaruhi kulit, menyebabkan kemerahan, terkelupas dan depigmentasi, kuku rapuh, dan rambut rontok.
4. Luka lama sembuh
Kekurangan protein memperlambat penyembuhan luka, keseleo, dan cedera. Mengutip WebMD itu akibat tubuh kurang memproduksi kolagen dari protein, yang berkontribusi dalam penyembuhan jaringan dan sel.
5. Kelelahan
Penelitian menunjukkan, satu pekan tidak makan cukup protein mempengaruhi kinerja otot untuk postur dan gerakan tubuh. Kondisi itu terutama orang-orang yang berusia 55 tahun ke atas.
Seiring waktu, teralu sering kekurangan protein membuat tubuh kehilangan massa otot. Itu antara lain akan berakibat kurang kekuatan dan memperlambat metabolisme tubuh.
6. Kinerja otak
Otak menggunakan bahan kimia yang disebut neurotransmiter untuk menyampaikan informasi antar sel. Banyak dari neurotransmiter ini terbuat dari asam amino dalam protein. Itu sebabnya kekurangan protein dapat mempengaruhi kerja otak.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Protein Hewani dan Nabati, Apa Bedanya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini