Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan sekaligus Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan perlunya vaksin baru tuberkulosis (TBC) untuk menggantikan vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) yang kini digunakan. "Usia vaksin BCG yang kini dipakai untuk TB sudah lama sekali, ditemukan pada 1921. Jadi, sudah berumur 104 tahun, sehingga tentu perlu vaksin yang baru," ujar dia melalui pesan teksnya yang diterima di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, lanjut dia, vaksin BCG hanya memberi proteksi sebagian pada anak, dan tidak dapat mencegah terjadinya penyakit TB pada dewasa. Untuk mencapai target pengentasan TBC dunia dan juga Indonesia, diperlukan vaksin baru yang lebih ampuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tjandra mengatakan, adapun tujuan pembentukan vaksin TBC baru yakni untuk mencegah terjadinya penyakit TBC pada dewasa dan dapat menjadi pengganti vaksin BCG serta dapat menjadi penguat atau booster vaksin BCG.
Sehingga, diharapkan dengan adanya vaksin baru dan penggunaannya dilakukan saat pengobatan berjalan atau sesudah pengobatan selesai akan memperkuat potensi pengobatan dan mencegah kekambuhan. "Vaksin baru diharapkan dapat juga menjadi semacam imunoterapi dan atau terapi ajuvan, untuk memperpendek lama pengobatan TBC," ujar Tjandra.
Pembahasan mengenai perlunya vaksin TBC baru ini untuk menanggapi hasil pembicaraan antara Presiden Prabowo Subianto dan filantropis Bill Gates beberapa waktu lalu, salah satunya terkait Indonesia sebagai salah sau tempat uji klinik pengembangan vaksin TBC untuk dunia.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta pada 2023 menunjukkan terdapat 535 dari setiap 100.000 penduduk di DKI Jakarta yang menderita TBC, sementara target eliminasi TBC yang harus dicapai di 2030 adalah 65 kasus per 100.000 penduduk.
Pilihan Editor: Apa Teknologi Vaksin TBC yang Ditawarkan Bill Gates