Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Alasan Diet Berdasar DNA Lebih Dianjurkan Pakar

Ahli gizi mengatakan diet sesuai DNA lebih efektif dibandingkan sesuai golongan darah sebab terapi diet harus berbasis bukti.

16 Desember 2022 | 22.40 WIB

Ilustrasi diet (pixabay.com)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi diet (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perhatian buat yang sedang diet. Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik DKI Jakarta (PDGKI-Jaya), Ida Gunawan, mengatakan diet sesuai DNA lebih efektif dibandingkan sesuai golongan darah sebab terapi diet harus berbasis bukti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Pastinya diet sesuai DNA karena yang namanya kita memberikan advice ke pasien, terapi diet pasti harus evidence based, berbasis bukti sains, penelitiannya harus ada," kata Ida.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, saat orang menjalani diet sesuai golongan darah, dokter kebanyakan memberikan anjuran berdasarkan laporan keluhan yang dialami pasien.

"Jadi dokter mencatat apa keluhannya? Golongan darahnya apa? Misalnya A, makanan yang dikonsumsi apa? Misalnya banyak daging dan segala macam, data itu dicatat sama dokter," jelas Ida. "Kemudian, dokter mulai menghitung dengan melakukan uji statistik dan akhirnya mendapatkan bahwa orang dengan golongan darah A sebaiknya mengonsumsi lebih banyak daging."

Perhatikan kasus
Berdasar bukti menurut Ida memiliki tingkatan-tingkatan. Beberapa yang paling baik di antaranya randomize dan clinical control study. Sedangkan laporan kasus berada di urutan paling bawah.

"Jadi kalau case report, itu evidence based-nya paling bawah. Kalau bicara mengenai penelitian berbasis bukti, cari yang (peringkatnya) A, kenapa harus cari yang B," paparnya.

Agar dapat mengetahui diet yang terbaik sesuai DNA, perlu dilakukan tes nutrigenomik. Salah satunya dengan Nutrigenme Life yang baru diluncurkan oleh Kalbe yang hasilnya dituangkan dalam bentuk laporan yang terdiri dari tiga kategori, yaitu diet, olahraga, dan metabolisme nutrisi. Untuk kategori diet, pasien akan melakukan pemeriksaan genetik yang fokus pada risiko obesitas dengan mengetahui profil genetik terhadap nutrisi-nutrisi, seperti gula dan karbohidrat, protein, serta lemak.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus