Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Anji Ditangkap karena Ganja, Ini Beda Antara Ganja dan Sabu

Meski beda, ganja dan sabu sama-sama memiliki efek buruk bagi kesehatan.

18 Juni 2021 | 01.04 WIB

Musisi Anji dihadirkan saat rilis pengungkapan kasus narkoba di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu, 16 Juni 2021. Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Ady Wibowo mengatakan bahwa keluarga Anji telah mengajukan permohonan asessment. Keluarga berharap Anji bisa direhabilitasi. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Musisi Anji dihadirkan saat rilis pengungkapan kasus narkoba di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu, 16 Juni 2021. Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Ady Wibowo mengatakan bahwa keluarga Anji telah mengajukan permohonan asessment. Keluarga berharap Anji bisa direhabilitasi. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini ramai berita soal musisi Anji yang tertangkap karena memakai ganja. Penyanyi bernama lengkap Erdianto Aji Prihartanto tersebut ditangkap polisi di studionya di Cibubur padu 11 Juni 2021 lalu. Setelah penangkapan, tes urine Anji juga dinyatakan positif zat yang terkandung dalam ganja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut UU tentang Narkotika, ganja masuk ke dalam narkotika golongan satu dan sangat berbahaya jika dikonsumsi karena berisiko tinggi menimbulkan efek kecanduan. Ganja dengan nama lain Marijuana atau Cannabis sativa merupakan narkotika jenis alami karena bisa langsung digunakan melalui proses sederhana. Ganja ini sering digambarkan dalam bentuk bunga, batang, biji dan daun kering dari tanaman ganja. Di Indonesia, ganja ini memiliki nama lain seperti cimeng, marijuana, gele, dan pocong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang-orang menggunakan ganja kering/marijuana, biasanya memasukannya ke dalam lintingan rokok atau ke dalam pipa (bong). Terkadang mereka juga mengosongkan tembakau pada rokok dan diisi dengan marijuana.

Selain ganja, jenis narkotika yang populer di Indonesia ialah sabu. Pemakaian ganja dan sabu ini berbeda. Sabu dapat dikonsumsi dengan cara dimakan, dimasukan ke dalam rokok, dihisap dan dilarutkan dengan air atau alkohol, lalu disuntikan ke tubuh.

Sabu atau Methamphetamine merupakan stimultan obat yang sangat adiktif, yang secara kimiawi mirip dengan amfetamine. Sabu berentuk putih, tidak berbau, pahit dan seperti kristal. Merokok atau menyuntikan sabu dapat memberikan efek yang sangat cepat pada otak dan akan menghasilkan euforia yang intens. Karena euforia tersebut dapat memudar dengan cepat, maka pengguna sering memakainya berulang kali.

Ganja dan sabu sama-sama memiliki efek samping. Dalam efek jangka pendek, ganja akan memaksakan fungsi bagian otak yang mengandung jumlah tertinggi pada reseptor tersebut. Nantinya akan menyebabkan pengguna merasakan “high” dan mengalami beberapa efek lainnya seperti perubahan kesadaran terhadap waktu, perubahan suasana hati, gerakan tubuh terganggu, kesulitan berpikir dan memecahkan masalah dan gangguan terhadap daya ingat.

Sedangkan sabu, dalam dosis kecil sekalipun dapat meningkatkan insomnia dan menurunkan nafsu makan. Sabu juga dapat menyebabkan masalah jantung, termasuk detak jantung cepat, denyut jantung tak teratur, dan peningkatan tekanan darah.

Hal yang patut diketahui, jika penggunaan narkoba memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Peredaran dan dampak narkoba dikhawatirkan akan merusak generasi muda. Sebab, narkoba ini penggunaannya semakin meningkat dan tak kenal jenis kelamin dan usia karena semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat berbahaya ini.

TEGUH ARIF ROMADHON

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus