Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga cabai di Indonesia kembali meroket. Melansir dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional dari Bank Indonesia, per Rabu, 29 November 2023, harga cabai rawit merah tertinggi ada di Pasar Alok, Nusa Tenggara Timur, mencapai Rp. 250.000 per kilogram. Sementara di DKI Jakarta, harga cabai rawit merah adalah sebesar Rp. 106.650 per kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harga jenis cabai lainnya pun masih merangkak naik. Kenaikan paling tinggi terjadi pada cabai merah besar. Harga cabai merah besar secara nasional naik 5,61 persen menjadi Rp. 68.750 per kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian disusul harga rata-rata cabai merah hijau yang naik 1,24 persen atau Rp. 800 menjadi Rp. 65.500 per kilogram dan harga cabai merah keriting yang naik 0,15 persen atau Rp. 100 menjadi Rp. 68.850 per kilogram.
Cabai merupakan salah satu bumbu dapur yang tidak bisa dipisahkan dari masakan Indonesia. Dikutip dari buku Sehat dengan Rempah dan Bumbu Dapur karya Made Astawan ada enam jenis cabai yang umum, di antaranya unik, di Indonesia.
- Cabai Rawit
Cabai rawit yang sering digunakan sebagai bahan sambal, memiliki variasi warna, termasuk merah dan hijau tua. Cabai rawit ceplik, dengan bentuk tumpul dan montok sering dikonsumsi di Indonesia. Ada juga cabai jemprit, yang merupakan varian paling pedas dan disebut cengek oleh orang Sunda.
Cabai rawit atau cabai kecil, biasanya digunakan sebagai bahan sambal terutama yang warna merah. Sementara cabai rawit hijau tua, biasanya dipakai untuk makan gorengan. Cabai rawit awalnya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi merah ketika sudah matang.
Cabai rawit ceplik, adalah jenis cabai yang biasanya dikonsumsi orang Indonesia. Bentuk cabai ceplik berujung tumpul dan montok. Ada pula cabai jemprit, adalah jenis rawit paling pedas. Cabai rawit jemprit mempunyai bentuk kecil pendek, ujungnya runcing, dan warna hijau gelap.
- Cabai Besar
Dibagi menjadi dua warna, merah dan hijau, cabai besar memiliki ukuran yang jauh lebih besar daripada cabai rawit. Sementara rasanya lebih pedas cabai rawit. Bentuk cabai besar pun beragam, mulai dari ujungnya yang kerucut sampai membulat.
Ciri khas cabai besar terletak pada kulitnya yang tebal. Cabai besar biasanya untuk membuat sambal, dicampur dengan cabai rawit. Cabai besar iris juga menjadi bumbu masakan tumis. Selain itu, cabai ini bisa dijadikan sebagai hiasan alias garnish.
Cabai merah besar sering disebut cabai bali karena umumnya digunakan dalam masakan Bali. Cabai rawit dan cabai merah termasuk kelompok cabai pedas (hot chilli pepper).
- Cabai Keriting
Cabai keriting, juga dikenal sebagai cabai padang, digunakan sebagai bumbu utama masakan Padang dan sering dijadikan sambal. Lebih pedas daripada cabai besar, cabai keriting memiliki kadar air yang lebih sedikit.
- Cabai Putih
Cabai putih awalnya berwarna kuning pucat, ketika sudah tua akan berubah menjadi merah muda hingga jingga. Cabai putih mempunyai bentuk mirip cabai jemprit, tetapi warnanya kuning pucat. Rasa cabai putih tidak sepedas jenis cabai lainnya. Cabai putih berukuran besar disebut cabai manado. Sebab, cabai ini biasanya digunakan dalam masakan Manado seperti tinorangsak.
- Cabai Bubuk
Cabai bubuk yang biasanya berwarna orange kemerahan ini umum dijual di pasaran. Jenis ini lebih praktis, tetapi tidak lebih segar daripada cabai lainnya. Cabai bubuk berasal dari cabai yang diolah menjadi bentuk serpihan bubuk menyerupai lada putih. Rasa pedas cabai bubuk pun lebih menyengat.
- Cabai Paprika
Cabai paprika lebih umum dalam masakan Barat. Namun, paprika juga mudah ditemui di Indonesia. Terdapat dua jenis cabai paprika yaitu paprika manis yang besar dan paprika pedas yang lebih kecil. Paprika termasuk cabai manis karena rasanya yang tidak begitu pedas, bahkan agak manis.
M RAFI AZHARI | DEFARA DHANYA | WINDA OKTAVIA
Pilihan Editor: Tujuh Jenis Cabai yang Manis hingga Terpedas