Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Persoalan stunting mendapat sorotan setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan, bahwa stunting tak mengenal kelas sosial dalam masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anaknya orang kaya yang stunting juga ada," ujar Jokowi usai meninjau penanganan stunting di Posyandu Sarimulyo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, berdasarkan Youtube Sekretariat Presiden, belum lama ini. "Karena orang tuanya terlalu sibuk, anaknya nggak keurus gizinya," katanya.
Stunting adalah masalah kesehatan yang serius dan mempengaruhi pertumbuhan fisik serta perkembangan otak pada anak-anak. Kondisi ini terjadi ketika anak tidak mencapai tinggi badan yang sesuai dengan usianya, dan biasanya berakibat pada pertumbuhan fisik dan kognitif yang terhambat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak di daerah dengan tingkat ekonomi rendah, namun ironisnya, anak dari keluarga orang kaya pun juga dapat mengalami stunting.
Penyebab stunting
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gizi buruk, infeksi berulang, lingkungan yang tidak sehat, dan praktik perawatan yang tidak memadai. Gizi buruk adalah penyebab utama stunting, terutama akibat kekurangan zat gizi esensial seperti protein, zat besi, vitamin A, dan vitamin D. Kurangnya asupan gizi ini dapat menghambat pertumbuhan normal tubuh dan otak anak.
Faktor lain yang berkontribusi pada stunting adalah kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik. Infeksi berulang, terutama pada saluran pencernaan dan pernapasan, dapat menghambat penyerapan nutrisi dan menyebabkan anak kehilangan nafsu makan.
Lingkungan yang tidak sehat, seperti kepadatan tinggi dan kurangnya ventilasi, juga dapat menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.
Anak orang kaya bisa kena stunting?
Presiden Joko Widodo sempat menyebutkan bahwa anak orang kaya juga bisa mengalami stunting. Hal ini dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan tinggi gula serta lemak, yang kurang mengandung nutrisi penting bagi pertumbuhan anak.
Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif dan kecenderungan menghabiskan waktu di depan layar gadget juga dapat menyebabkan anak kehilangan nafsu makan dan kurang beraktivitas fisik, yang berkontribusi pada stunting.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak dari keluarga orang kaya yang mengalami stunting mungkin terjadi karena faktor genetik. Beberapa anak mungkin memiliki predisposisi genetik untuk mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan, meskipun mereka berasal dari latar belakang ekonomi yang lebih baik.
Dampak stunting
Mengutip rsudmangusada.badungkab.go.id, menurut dokter spesialis anak dari RSUD Mangusada Bandung, stunting memiliki dampak serius pada anak-anak, baik dari segi kesehatan fisik maupun perkembangan mental dan kognitif. Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari usia seharusnya, pertumbuhan tubuh terhambat, dan sistem kekebalan tubuh yang rentan terhadap penyakit.
Kondisi ini juga dapat mempengaruhi perkembangan otak anak, menyebabkan kesulitan belajar dan konsentrasi. Masalah kesehatan jangka panjang seperti obesitas dan diabetes tipe 2 juga dapat meningkat, serta berdampak pada rendahnya prestasi sekolah dan produktivitas di masa dewasa.
Selain itu, stunting juga dapat menciptakan siklus kemiskinan yang sulit dipecahkan karena anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kesempatan terbatas untuk mencapai potensi mereka. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi krusial untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dan generasi mendatang.
Pentingnya kesadaran akan stunting dan pencegahannya tidak boleh diabaikan. Stunting dapat berdampak buruk pada kualitas hidup anak di masa depan, baik dari segi kesehatan fisik maupun perkembangan mental dan kognitifnya.
Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk memperkuat program gizi dan kesehatan anak, serta meningkatkan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai dan air bersih.
Melalui pendidikan dan perubahan gaya hidup, termasuk pola makan yang sehat dan aktifitas fisik yang cukup, diharapkan stunting pada anak-anak dapat dicegah dan diatasi, termasuk pada anak-anak dari keluarga orang kaya. Semua anak berhak tumbuh dan berkembang secara sehat, tanpa terhambat oleh stunting.