Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kebaya Janggan Sering Dikenakan Dian Sastro dalam Serial Gadis Kretek, Ini Artinya

Karakter Jeng Yah yang diperankan Dian Sastro kerap tampak mengenakan kebaya janggan. Apakah itu kebaya janggan?

6 November 2023 | 15.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Serial Gadis Kretek di Netflix telah tayang sejak 2 November 2023. Serial ini mengikuti karakter Dasiyah (Dian Sastrowardoyo), perempuan visioner dengan kecintannya menjadi peracik saus rokok kretek dan Soeraja (Ario Bayu) pada 1960-an. Mereka terjebak dalam kisah cinta yang terseret peristiwa besar dalam sejarah Indonesia. Berpuluh-puluh tahun kemudian, perjumpaan anak Soeraja yang bernama Lebas (Arya Saloka) dengan Arum (Putri Marino) membawa mereka ke perjalanan untuk mengungkap masa lalu.

Selain alur cerita yang menarik, dalam Gadis Kretek, pakaian kebaya yang selalu digunakan Dasiyah setiap hari juga mencuri perhatian. Sebab, Dasiyah selalu mengenakan kebaya janggan berwarna monokrom setiap hari. 

Kebaya sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, terutama ketika Presiden Sukarno menjadikannya sebagai pakaian resmi kenegaraan pada 1940-an. Kebaya adalah baju perempuan bagian atas berlengan panjang dan dipadukan  dengan kain panjang. Namun, seiring berjalannya waktu, kebaya memiliki bentuk yang beragam dan berbeda dari definisi awalnya. 

Salah satu kebaya di Indonesia yang dimiliki Keraton Yogyakarta dan dijadikan khusus busana abdi dalem adalah kebaya janggan. Kebaya ini lahir pada masa akhir Perang Diponegoro (sekitar 1830-an). Kebaya ini mengadopsi model seragam militer Eropa saat itu yang terlihat dari bentuk kerah tinggi dan tidak menutup. Kala itu, kebaya janggan populer dikenakan oleh para perempuan ketika berpergian, seperti tertulis dalam kebayaindonesia.org.

Melansir keraton.perpusnas.go.id, kata janggan berasal dari kata ‘jangga’ yang berarti leher. Model kebaya ini mempunyai kemiripan dengan jas laki-laki jawa, surjan. Kancing bajunya terletak di bagian leher ke bawah kiri tubuh.

Kebaya Janggan umumnya berwarna hitam. Hitam menyimbolkan ketegasan, kesederhanaan, dan juga kedalaman. Kebaya ini sering digunakan oleh abdi dalem putri keraton Jawa ketika menabuh gamelan (wiyaga) atau pesinden (vokalis putri).

Saat ini, kebaya janggan lebih dikenal dengan nama janggan hitam mengacu pada warnanya. Sebab, di daerah Keraton Yogyakarta, warna pakaian yang dibolehkan untuk dikenakan adalah warna gelap, seperti cokelat atau hitam.

Warna tersebut menjadi tanda atau identitas bagi abdi dalem Keraton Yogyakarta. Kebaya ini memiliki bentuk yang mirip dengan surjan, busana abdi dalem laki-laki di Keraton Yogyakarta. Kebaya ini harus dipadukan dengan kain berwarna hitam, baik polos maupun bermotif. Namun, kain kebaya janggan tidak boleh berbahan brokat. 

Secara  historis,  kebaya janggan terinspirasi dari baju kurung para santri perempuan di Banetika. Hal tersebut diketahui ketika Sultan Hamengkubuwono V berkunjung ke Banten. Akibatnya, kebaya janggan tidak terlepas dari nilai Islam atau budaya santri. 

Mengacu internationaljournallabs, bentuk  kebaya janggan adalah tertutup rapat dari sisi atas sampai sisi bawah. Pada bagian bawah tertutup sampai bagian pinggang, sedangkan sisi atas tertutup sampai menutupi leher. Pada bagian depan dan belakang tertutup penuh sampai tidak ada satu sisi terbuka sedikit pun. 

Secara keseluruhan, kebaya ini memiliki 21 kancing. Dengan rincian, ada 6 kancing terlihat pada ujung atas (bagian leher), 2 kancing pada bagian dada atas, 3 kancing pada bagian depan, dan 5 kancing pada setiap pergelangan tangan kanan serta kiri. Meskipun secara fungsi tampak sebagai aksesoris, tetapi kancing dalam kebaya yang dikenakan Dian Sastro ini secara simbolis memiliki makna filosofis tertentu. 

RACHEL FARAHDIBA R  | MARVELA  I  MUHAMMAD SYAIFULLOH

Pilihan Editor: Lima Model Kebaya yang Populer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus