Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kenali Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kualitas Tidur

Gangguan psikiatri yang paling umum ditemukan terhadap penyintas Covid-19 adalah insomnia atau susah tidur dan gangguan kecemasan.

8 Februari 2022 | 16.24 WIB

Ilustrasi wanita tidur bermasalah. Freepik.com/Jcomp
Perbesar
Ilustrasi wanita tidur bermasalah. Freepik.com/Jcomp

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Studi observasional terhadap lebih dari 230 ribu rekam medis pasien yang dimuat dalam Jurnal The Lancet Psychiatry pada April 2021 menunjukkan, satu dari tiga penyintas Covid-19 mengalami mengalami gangguan saraf atau gangguan psikiatri. Gangguan kesehatan tersebut terjadi dalam kurun waktu enam bulan setelah terinfeksi virus corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Gangguan psikiatri yang paling umum ditemukan menurut studi tersebut adalah insomnia atau susah tidur dan gangguan kecemasan. Sebanyak 13 persen dari pasien Covid-19 terdiagnosis mengalami keluhan ini. Padahal sebelumnya orang-orang tersebut tidak pernah mengalami atau memiliki riwayat gangguan kecemasan dan insomnia sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, Leonardi A. Goenawan mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah hampir semua aspek kehidupan sehari-hari. Anak-anak dan orang tua menyesuaikan diri dengan sekolah jarak jauh. Jutaan pekerja beralih pada pekerjaan jarak jauh, dirumahkan, atau kehilangan pekerjaan.

"Banyak orang yang mengalami penyakit dan kehilangan anggota keluarganya karena Covid-19," kata Leonardi dalam keterangan tertulis. "Belum lagi ketidakpastian sosial ekonomi yang berkesinambungan." Sebab itu, menurut dia, tidak heran apabila seseorang mengalami kesulitan tidur dengan begitu banyak beban dan kecemasan yang datang secara simultan.

Kemudian muncul istilah Covid-somnia atau Corona-somnia. Istilah ini mulai populer pada pertengahan 2020 untuk menggambarkan dampak pandemi terhadap pola tidur seseorang. Di tahun yang sama, British Sleep Society melaporkan kurang dari separuh penduduk Inggris memiliki tidur yang cukup. Centers for Disease Control atau CDC Amerika Serikat menganggap masalah kurang tidur sebagai epidemi.

Berikut penjelasan Leonardi tentang apa saja yang menjadi penyebab gangguan tidur:

  • Stres
    Stres emosional akibat pandemi dapat mengubah arsitektur tidur, memperpendek durasi gelombang lambat yang bersifat restoratif, meningkatkan rapid eye movement atau REM, dan cenderung membuat seseorang lebih sering terbangun di malam hari. Stres juga meningkatkan kadar kortisol, hormon yang bekerja berlawanan dengan melatonin atau hormon yang bertanggung jawab untuk kualitas tidur. Selama hormon kortisol kita tetap dalam konsentrasi yang tinggi, maka produksi melatonin akan terganggu, sehingga kualitas tidur juga akan terganggu.

  • Hilangnya rutinitas harian
    Pembatasan pergerakan masyarakat mengubah banyak aspek dalam beraktivitas. Pada sebagian orang, muncul perasaan terisolasi dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Padahal aktivitas yang normal berkontribusi besar untuk menjaga kestabilan irama sirkadian, karena berfungsi sebagai penanda waktu.

    Sejak pandemi, seluruh aktivitas ini menjadi sangat minimal bahkan hilang. Kualitas tidur yang buruk juga akan berdampak pada fungsi biologis lainnya, seperti pencernaan, respons imunitas, dan lainnya.

  • Peningkatan konsumsi informasi
    Terlalu banyak mendapatkan informasi dapat meningkatkan tekanan mental dalam bentuk kecemasan dan ketakutan. Ditambah lagi jika informasi tersebut hoaks.

    Durasi di depan monitor atau screen time berkaitan dengan menurunnya kualitas tidur, terutama jika dilakukan pada malam hari. Sinar biru dari monitor akan merangsang tubuh untuk mempertahankan kadar kortisol tetap tinggi dan menekan produksi melatonin.

"Tidur adalah bagian paling sentral dalam kehidupan kita untuk memastikan seluruh fungsi tubuh dapat melakukan tugasnya dengan baik," kata Leonardi A. Goenawan. "Keteraturan irama sirkadian menjaga tubuh tetap sehat, produktif, dan sejahtera."

Baca juga:
Tingkatkan Kualitas Tidur dengan Cara Berikut

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus