Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Alergi protein terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengeluarkan reaksi berlebih terhadap protein dari makanan yang dikonsumsi. Tubuh menganggap protein dari makanan tersebut sebagai benda asing yang berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setiap orang punya kadar toleransi yang berbeda terhadap protein. Ada yang dapat mengkonsumsi susu dalam kadar tertentu, tapi tidak mentoleransi protein pada telur dan daging. Begitu pula sebaliknya.
Mengutip laman Sehatq, berikut macam-macam alergi yang bersumber dari protein:
- Alergi susu
Alergi susu biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak hingga usia 3 tahun. Orang tua sebaiknya mengidentifikasi apakah anak mereka alergi susu dari protein hewani atau protein nabati. Sebab jika alergi susu sapi, maka anak tersebut sensitif terhadap protein hewani dan orang tua dapat mencoba supaya anak mengkonsumsi protein nabati, misalkan dari susu atau sari kedelai. - Alergi telur
Bagian putih atau kuning telur sama-sama mengandung protein yang dapat memicu reaksi alergi. Dengan begitu, orang yang alergi telur sebaiknya menghindari segala produk yang terbuat dari telur. - Alergi kacang
Orang yang alergi protein pada kacang-kacangan bisa berdampak buruk pada kesehatan, bahkan sampai mengancam jiwa. Jenis kacang yang dapat memicu alergi antara lain kacang tanah, almond, walnut, kacang mete, kacang kedelai, pistachio, dan lainnya. - Alergi ikan
Ini merupakan jenis alergi yang biasanya dialami seumur hidup. Jangankan makan, menyentuh ikan saja bisa membuat orang yang alergi langsung merasakan efeknya. Jenis ikan yang umumnya memicu alergi adalah ikan salmon, ikan tuna, dan ikan halibut. - Alergi makanan laut
Hidangan laut, seperti udang, kepiting, lobster, kerang, remis, dan tiram bisa memicu alergi pada sebagian orang. Sebagaimana alergi pada ikan, alergi makanan laut juga bisa terjadi hanya melalui sentuhan.
Macam-macam alergi bisa menimbulkan efek yang berbeda. Khusus untuk alergi protein, dampaknya akan muncul beberapa menit setelah mengkonsumsi atau bersentuhan dengan makanan pantangan. Mulai dari kulit kemerahaan atau ruam, gatal-gatal pada kulit, bibir bengkak, kram perut, bersin-bersin, hidung tersumbat, mata berair, lemas, sesak napas, sampai tak sadarkan diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC menyatakan belum ada obat yang sepenuhnya mampu menyembuhkan alergi protein. Untuk mengatasi reaksi alergi ringan, penderita alergi dapat minum antihistamin. Segera hubungi dokter jika merasakan reaksi alergi yang berlebihan.