Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Lama Single, Anda Alami Philophobia alias Fobia Jatuh Cinta?

Philophobia adalah fobia jatuh cinta. Banyak yang akhirnya memutuskan untuk hidup melajang karena mengalami masalah ini.

1 Februari 2020 | 10.06 WIB

Ilustrasi putus cinta. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi putus cinta. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Philophobia adalah fobia jatuh cinta. Fobia jatuh cinta sebenarnya cukup masuk akal. Jatuh cinta memang bisa menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Terutama, jika ada latar belakang cerita yang tidak mengenakkan di belakangnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Bagi sebagian orang, jatuh cinta bisa menjadi hal yang menyenangkan. Namun bagi beberapa orang lainnya, pengalaman yang seharusnya membuat berbunga-bunga ini bikin bergidik ngeri, bahkan membangkitkan gangguan kecemasan. Sejauh ini tidak ada ciri-ciri pasti yang dikelompokkan sebagai gejala philophobia. Sebab, kondisi ini belum masuk sebagai gangguan mental yang berdiri sendiri. Jika merujuk pada panduan diagnostik gangguan mental (DSM), fobia jatuh cinta masih masuk sebagai salah satu bagian dari fobia sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski fobia jatuh cinta terdengar begitu pop, tapi sama seperti fobia lainnya, kondisi ini pun bisa membangkitkan gelapnya sisi psikologis seseorang. Philophobia bisa berujung pada depresi, isolasi sosial, bahkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Fobia jatuh cinta lebih umum terjadi pada orang-orang yang punya trauma atau pernah merasa disakiti. Mereka takut, bahwa rasa sakit yang teramat sangat yang pernah dirasakan, akan terulang ketika kembali jatuh cinta. Bagi beberapa pengidap philophobia lainnya, trauma yang mereka rasakan bukan perkara sakit hati terhadap pasangan, tapi pada keluarga. Orang dewasa yang semasa kecilnya ditelantarkan orangtua dan tidak pernah menerima kasih sayang, juga berpotensi lebih besar tidak memiliki pandangan yang positif terhadap rasa cinta.

Fobia jatuh cinta juga bisa muncul sebagai salah satu mekanisme pertahanan diri bagi orang yang takut disakiti. Ibaratnya, jika tidak ingin dikecewakan oleh cinta, lebih baik tidak mencintai dan sama sekali tidak mengenal cinta.

Kondisi fobia umumnya bisa disembuhkan atau setidaknya dikurangi intensitasnya, termasuk fobia jatuh cinta. Langkah perawatan yang umum dilakukan adalah terapi, konsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup, maupun kombinasi ketiganya.

1. Terapi
Jenis terapi yang dapat dijalani untuk mengatasi philophobia adalah cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif. Pada sesi terapi ini, psikiater atau psikolog akan membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif yang muncul di kepala.

Selain itu, terapis juga akan membantu pasien mengubah kepercayaannya terhadap cinta dan reaksinya saat merasakan cinta. Terapi ini dilakukan secara peralahan dan ditujukan untuk mengubah pola pikir dan perilaku secara keseluruhan.

2. Penggunaan obat tertentu
Pada sejumlah kasus, dokter juga dapat meresepkan obat antidepresan maupun obat untuk meredakan kecemasan para pengidap philophobia. Namun, pengobatan ini biasanya tidak berdiri sendiri, dan lebih dilakukan sebagai pendamping terapi.

3. Perubahan gaya hidup
Selain dengan kedua metode di atas, dokter juga dapat merekomendasikan langkah lain seperti olahraga dan teknik relaksasi.

Saya tahu, rasa takut jatuh cinta bukanlah yang mudah untuk diakui. Terkadang, kita merasa terlalu segan untuk dipandang lemah, bahkan di hadapan diri sendiri. Namun, tidak ada salahnya jika perbaikan dimulai sejak dini. Para ahli pun tidak akan menghakimi kisah Anda ketika sesi terapi dimulai.

Ingat, philophobia adalah bagian dari kondisi mental. Jadi tidak bijak rasanya jika diagnosis ini ditentukan dengan tebak-tebak buah manggis. Untuk Anda yang sudah merasa fobia ini mengganggu keseharian, jangan tunda rencana konsultasi. Semakin cepat Anda menjalani pengobatan, semakin cepat pula hati kembali terasa tenang.

SEHATQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus