Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Proses panjang memasak hingga menu makanan terhidang di meja memiliki fungsi terapi dalam aktivitas praktisnya. Manfaat demi manfaat dapat diraih dari petualangan di dapur itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ragam petualangan yang bisa didapat dari aktivitas di dapur rumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilih menu
Memasak sendiri berarti bisa menentukan menu sesuai selera dan keinginan. Tapi, gunakanlah kebebasan itu untuk memilih menu sehat dengan mempertimbangkan kecukupan nutrisi.
Penelitian dalam The Lancet Psychiatry yang berjudul "Nutritional Medicine as Mainstream in Psychiatry" mengungkapkan otak beroperasi pada tingkat metabolisme yang sangat tinggi, menghirup sebagian besar energi total, dan asupan nutrisi tubuh. Artinya, penelitian telah membangun hubungan antara kesehatan otak dan beberapa nutrisi, termasuk lemak omega-3, vitamin B, zat besi, seng, magnesium, dan asam amino. Untuk itu, pastikan pilih resep masakan bernutrisi yang bertujuan menyehatkan otak dan menjaga kesehatan mental.
Belanja
Setelah menentukan menu dan membuat daftar belanja yang dibutuhkan, tibalah saatnya untuk berburu bahan makanan ke pasar swalayan atau tradisional. Dalam aktivitas ini dikenal istilah terapi ritel, yaitu berbelanja untuk menenangkan atau mengangkat suasana hati.
Dimotivasi keinginan untuk merasa lebih baik dalam memenuhi kebutuhan, seperti belanja bahan makanan, kegiatan ini juga bisa disebut pembelian kenyamanan, belanja stres, atau pembelian kompensasi. Terapi ritel bisa menjadi pengalaman yang santai, memberdayakan pada kesempatan tertentu, dan tidak harus menjadi kesenangan yang menimbulkan rasa bersalah.
Memasak
Tiba waktunya petualangan tipis-tipis dimulai di arena dapur. Bagi pemula, kegiatan memasak bisa menjadi momen mendebarkan karena percampuran rasa ingin mencoba dan kekhawatiran gagal. Di sana ada proses persiapan yang melibatkan bahan-bahan makanan dan berbagai peralatan untuk mengiris, mencincang, menumbuk, mengaduk, dan seterusnya.
Kemudian proses eksperimen dalam mempraktikkan resep pilihan. Bila kebetulan memasak dengan pasangan atau anggota keluarga, ruang dapur kadang menjadi tempat perdebatan, mulai dari jenis masakan, cara memasak, hingga bumbu yang akan digunakan. Semua dinamika itu menimbulkan keseruan tersendiri sekaligus saling menghangatkan hubungan serta melatih masing-masing untuk mampu berkompromi dalam keinginan yang berbeda.
Belum lagi aktivitas fisik selama kegiatan berlangsung. Memasak mengharuskan orang berdiri tegak, mengambil bahan, mencampur, memotong, dan membersihkan setelahnya. Sesi ini adalah salah satu cara melakukan sesuatu yang menyenangkan sekaligus relatif aktif, bahkan terbukti mengurangi risiko kecacatan, kehilangan kemandirian, dan malnutrisi pada lansia karena butuh banyak keterampilan fisik dan mental untuk digunakan secara bersamaan.
Mengingat manfaat memasak untuk kesehatan mental, terapis keluarga dari California, Lisa Bahar, mendorong kliennya melatih fokus untuk mengamati setiap olahan makanan yang akan dimasak.
“Mulai dari mengamati bentuk, melihat warna, dan mencium aroma. Kemudian, lama-kelamaan proses memasak mampu membantu mengurangi stres dan meningkatkan semangat hidup yang lebih besar,” katanya.
Pilihan Editor: Psikolog Ungkap Kesenangan yang Diperoleh dari Memasak