Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Ada yang mengalami ketakutan berkepanjangan setelah menonton film horor.
Rasa takut yang tertinggal setelah menonton film horor merupakan hal wajar.
Minum teh dan meditasi bisa meredakan rasa takut berlebihan setelah menonton film horor.
Berawal dari ajakan kawan, Vira Rosiana memberanikan diri menonton film horor Sewu Dino di salah satu bioskop di Jakarta Pusat, Senin, 1 Mei lalu. Perempuan berusia 32 tahun tersebut menonton film horor berdurasi 121 menit itu bersama tiga sahabatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi Vira, horor adalah genre film yang sangat dihindari. Sebab, pada dasarnya ia memang mudah takut akan hal-hal berbau mistis. "Tapi penasaran juga, akhirnya ikut menonton," kata perempuan yang memiliki usaha kuliner kecil-kecilan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rasa penasaran terobati, giliran sensasi takut yang tak kunjung pergi. Sejak menonton film garapan sutradara Kimo Stamboel itu, Vira tak berani sendirian. Bahkan, untuk tidur malam, ia memilih pindah ke kamar ibunya.
Bukan cuma itu, sekadar pergi ke kamar mandi di malam hari saja, ia harus ditemani sang ibu. "Akhirnya kena marah juga sama Mama. Katanya, siapa suruh menonton film hantu?" kata Vira sambil tertawa.
Kini Vira sedang mencoba menghilangkan rasa takutnya. Caranya, ia berusaha menghilangkan ingatan adegan-adegan seram dalam film tersebut. Selama beberapa hari lalu, Vira menonton film animasi dan komedi lewat penyedia layanan film daring.
Bagi Vira, cara ini cukup membantunya menghilangkan rasa takut. Ingatan adegan horor perlahan berganti dengan kisah-kisah jenaka yang ia tonton. "Sekarang sudah agak berani."
Apakah Vira kapok? Rupanya belum. Ia mengaku masih akan menonton film horor lain jika nanti ada film baru yang lebih menarik. "Paling nanti minta ditemenin Mama lagi," ujarnya sambil tertawa.
Sementara itu, Aulia Afifa, perempuan berusia 34 tahun, menceritakan pengalamannya dihantui rasa takut setelah menonton film horor Pengabdi Setan 2: Communion. Ia menonton film karya sutradara Joko Anwar itu bersama kawan-kawannya pada Agustus tahun lalu.
Namun, sejak menonton film itu, Aulia mengalami masalah cukup berat. Bayang-bayang adegan film horor berdurasi 119 menit itu tertahan di memori kepalanya hingga berbulan-bulan. Kebetulan, Aulia tinggal di salah satu apartemen di kawasan Jakarta Pusat.
"Tema film (Pengabdi Setan 2: Communion) ada di rumah susun, mirip apartemen saya," tutur Aulia.
Ya, film Pengabdi Setan 2: Communion memang mengambil latar di sebuah rumah susun. Seluruh kisah horor dan adegan hantu terjadi di rumah susun tersebut.
Walhasil, perempuan yang bekerja di salah satu bank swasta itu tak berani sendirian selama di apartemen. Beruntung ia tinggal bareng adik dan sahabatnya. Walhasil, setidaknya ia bisa ditemani saat hendak keluar-masuk bangunan apartemen.
Aulia mengaku sempat depresi akibat rasa takutnya sendiri. Ia benar-benar ketakutan untuk sekadar naik lift hingga berjalan di lorong apartemen ataupun di tangga darurat. Selama beberapa pekan, ia kesulitan tidur. Rasa takut Aulia bahkan sampai ke alam mimpi.
Ilustrasi ketakutan setelah menonton film horor. SHUTTERSTOCK
Kebiasaan tidur Aulia pun berubah. Ia tak lagi berani tidur menggunakan lampu tidur nan redup. Aulia memilih menghidupkan lampu kamarnya saat tidur. Itu pun ia masih merasa ketakutan.
Karena itu, Aulia sempat berniat pulang ke rumah orang tuanya di Bogor karena sudah tak tahan dengan rasa takut. "Tapi enggak jadi. Pelan-pelan saya melawan rasa takutnya," kata dia.
Pertama, Aulia memilih semakin banyak beribadah. Ia menjadi rutin mengaji, salat sunah, dan berzikir. Aulia juga sering mendengarkan surat-surat Al-Quran jika sedang luang di apartemennya.
"Adik dan sahabat saya sangat membantu. Mereka meyakinkan bahwa ketakutan saya tidak nyata," ujarnya.
Kini, sebagian besar rasa takut Aulia sudah sirna. Ia sudah berani berjalan sendiri di lingkungan apartemennya. Namun ia mengaku terkadang rasa takut masih muncul tiba-tiba jika mendadak ingatan horor film Pengabdi Setan 2 datang di kepalanya.
"Kalau sudah begitu, mendadak panik. Tapi saya upayakan memikirkan hal lain agar ingatan horor itu cepat hilang."
Psikolog klinis sekaligus dosen psikologi di Universitas Indonesia, Mellia Christia, menyebutkan rasa takut yang tertinggal setelah menonton film horor merupakan hal wajar. Terlebih, tontonan horor yang dipilih merupakan cerita hantu yang dikenal masyarakat Indonesia.
Cerita seperti hantu pocong, kuntilanak, dan santet merupakan kisah misteri yang turun-temurun. Bahkan ada beberapa orang yang punya pengalaman sendiri dengan kisah-kisah hantu tersebut.
Menurut Mellia, pengalaman berbeda akan terasa saat masyarakat Indonesia menonton film horor negara Barat. Konsep hantu dan hal mistisnya jelas berbeda dengan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Karena itu, masyarakat Indonesia umumnya tidak akan mengalami ketakutan berlebih setelah menonton film tentang drakula atau hantu Barat lain.
"Pada posisi itu, kita bisa memisahkan bahwa ketakutan itu cuma film, tidak nyata," tutur Mellia.
Adapun ketakutan dan adegan horor dari film yang tersimpan begitu dalam di ingatan terjadi karena adanya aspek emosi atau pengalaman yang pernah terjadi. Walhasil, hal-hal menyeramkan itu masuk ke ingatan jangka panjang.
Mellia mencontohkan, kita akan mudah menghafal lirik lagu jika lagu tersebut sangat berarti atau ceritanya sama dengan hal yang kita alami. Kedekatan emosional juga bisa terjadi saat menonton film horor. "Terlebih, bagi mereka yang punya pengalaman mistis tertentu, akan semakin mudah masuk ke ingatan jangka panjang," kata dia.
Untuk menghindari ketakutan berlebih setelah menonton film horor, Mellia menyarankan masyarakat lebih selektif dalam memilih tontonan film. Bagi mereka yang benar-benar tidak suka dengan hal mistis, ada baiknya menghindari menonton film horor. Sebab, orang tersebut dikhawatirkan cenderung membawa aspek emosional saat menonton film horor. Hasilnya, ia akan lebih mudah mengingat adegan horor dalam film tersebut.
Ilustrasi takut berjalan di ruang gelap. SHUTTERSTOCK
Namun, bagi yang sudah telanjur menonton film horor, Mellia berharap masyarakat cerdas memisahkan antara kenyataan dan adegan film. Sebab, faktanya, film horor dibuat hanya untuk hiburan. Maka, wajar adegan horor dibuat secara berlebihan. "Makanya, kita sendiri yang bisa menyaring mana yang penting dan tidak penting dari sebuah tontonan film."
Kritikus film sekaligus pendiri Play Stop Rewind, Andri Guna Santoso, mengatakan umumnya penonton yang mengalami efek ketakutan setelah menyaksikan film horor sejak awal memang sudah takut hantu dan hal mistis lainnya. Walhasil, ketakutan itu bukan murni muncul dari tontonan film horor. Menurut Andri, ketika memutuskan menonton film horor, seharusnya penonton sudah siap untuk ditakuti.
Meski begitu, Andri membenarkan bahwa banyak penonton film horor justru ketagihan. Sebab, umumnya film horor menyajikan pengalaman bioskop yang lebih menarik daripada film bergenre lain. "Film jenis laga ataupun drama sekalipun." Andri pun menyarankan penonton yang memang takut hantu tidak memilih tontonan horor. Selain itu, penonton perlu pintar mengolah film horor yang disaksikan. "Pastikan saja film yang ditonton adalah sebuah produksi fiksi meskipun diadaptasi dari kisah nyata," kata Andri.
Selain ketakutan berlebih, kesulitan tidur kerap menjadi efek samping dari tontonan film horor. Peneliti neurosinematik sekaligus ketua Departemen Komunikasi di Manhattan College, Michael Grabowski, menyebutkan kesulitan tidur merupakan efek fisiologis dan neurologis setelah melihat tayangan horor.
Uniknya, meski penonton tahu adegan-adegan dalam film horor hanyalah fiktif belaka, banyak di antara mereka yang mengalami ketakutan berlebih. Menurut Grabowski, ada beberapa hal di bioskop yang membangun ingatan ketakutan dari sebuah film horor. "Bisa disebabkan oleh suara keras atau sesuatu yang muncul tiba-tiba dalam film," ujar Grabowski.
Sementara itu, profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Carolina Selatan, Chapel Hill, Amerika Serikat, Jonathan S. Abramowitz, menyebutkan, ketika ketakutan sudah sampai pada respons neurologis, otak akan kesulitan membedakan ancaman nyata dan ancaman yang dirasakan. Akibatnya, sistem saraf simpatik diaktifkan setelah menonton film horor, sama seperti saat menghadapi ketakutan di kehidupan nyata.
"Pelepasan adrenalin melibatkan perubahan fisiologis, seperti jantung berdebar kencang dan ketegangan otot; serta perubahan mental, seperti pikiran negatif dan pemikiran bencana," kata Abramowitz. Karena respons ketakutan fisik dan mental itu dibangun untuk melindungi manusia dari bahaya, hal itulah yang membuat manusia tetap waspada setelah menonton film horor. Rasa waspada itu membuat kantuk sirna untuk sementara waktu.
Karena itu, jika film horor ditonton mendekati waktu tidur, semakin besar kemungkinan sulit tidur. Sebab, tubuh membutuhkan waktu untuk memecah adrenalin yang dilepaskan dan menenangkan respons tersebut.
Abramowitz mengatakan respons rasa takut alami tubuh akan terjadi setelah menonton film horor, sekalipun bagi orang yang tergolong pemberani. Walhasil, ada baiknya bagi kita menerima respons rasa takut tersebut sebagai reaksi normal tubuh. Sebaliknya, upaya melawan respons takut itu justru akan memperburuk keadaan.
Sementara itu, Michael Grabowski menyarankan agar penonton film horor berbincang dengan kawannya untuk meredakan efek ketakutan berlebih. Pengakuan rasa takut diiringi dengan canda tawa rupanya manjur mengembalikan suasana hati yang positif. "Juga memperkuat gagasan bahwa ketakutan itu hanyalah alarm palsu," ujar Grabowski.
Selain itu, konsumsi teh dan meditasi bisa menjadi cara ampuh meredakan rasa panik dan takut berlebihan setelah menonton film horor. Membaca buku dan mendengarkan musik yang menenangkan juga dipercaya ampuh mengobati rasa takut.
INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo