Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Narsistik merupakan gangguan kepribadian di mana orang memiliki perasaan yang meningkat tentang kepentingan diri sendiri. Orang dengan narsistik sangat membutuhkan sanjungan dan perhatian dari orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir healthline, orang dengan narsistik mungkin tidak bahagia atau kecewa ketika tidak menerima pujian atau validasi yang mereka yakini pantas mereka dapatkan. Orang dengan narsistik dapat terlihat sebagai orang yang angkuh dan biasanya membuat orang-orang tidak senang berada di dekat mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip salah satu publikasi di National Library of Medicine, narsistik dapat mempengaruhi hingga 6,2% populasi dan cenderung lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Orang dengan narsistik dapat mengelola gangguan dengan terapi bicara dan perubahan gaya hidup tertentu.
Orang dengan narsistik biasanya digambarkan sebagai orang yang arogan, egois, dan banyak menuntut. Mereka sering kali memiliki harga diri yang tinggi dan mungkin percaya bahwa mereka istimewa atau lebih unggul dari orang lain . Namun, mereka tampaknya membutuhkan pujian dan rasa kagum yang berlebihan dan dapat bereaksi buruk ketika menerima kritik.
Orang narsisis juga cenderung membesar-besarkan pencapaian mereka sembari meremehkan orang lain. Mereka biasanya disibukkan dengan kekuasaan, kesuksesan, dan fisik. Mereka bahkan mungkin terlibat dalam perilaku impulsif, seperti perjudian atau perilaku seksual tertentu. Narsistik biasanya muncul pada awal masa dewasa.
Penyebab narsistik belum bisa dipahami secara pasti. Faktor genetik dianggap setidaknya mempengaruhi sebagian kasus narsistik. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi dapat meliputi:
- Kekerasan atau penelantaran ketika masa kecil
- Terlalu dimanjakan orang tua
- Harapan yang tidak realistis dari orang tua
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Sciene Direct pada 2021 lalu, hasil penelitiannya bercampur tentang apakah narsistik lebih umum dalam budaya individualistis atau dalam budaya kolektif. Penanganan untuk narsistik umumnya dilakukan dengan terapi bicara, atau yang juga dikenal sebagai psikoterapi.
HATTA MUARABAGJA
Baca : Perilaku Pamer atau Flexing Apakah Dipengaruhi Narsistik?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.