Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 25 persen populasi dunia atau 1 dari 4 orang yang Anda kenal mungkin mengalami gangguan jantung patent foramen ovale (PFO). Biasanya kondisi jantung ini tidak disadari karena tidak ada gejala yang jelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berbeda dengan nyeri dada, jantung berdebar, pusing, atau sesak napas yang dapat disebabkan oleh penyakit arteri koroner dan gagal jantung. Foramen ovale atau PFO berbentuk seperti lubang kecil mirip penutup di jantung yang tidak menutup sebagaimana mestinya setelah lahir. Lubang kecil ini terletak di ruang atas, antara atrium kanan dan kiri jantung. Dalam beberapa kasus, lubang di jantungnya berukuran antara 12 mm dan 13 mm.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Konsultan senior di Departemen Kardiologi National Heart Centre Singapore (NHCS), Foo Jie Sheng menyebut biasanya, lubang ini menutup karena perubahan tekanan di dalam jantung setelah lahir.
“Di NHCS, kami menangani berbagai macam pasien PFO, mulai dari usia 17 tahun hingga sekitar 60 tahun," katanya Foo Jie Sheng dikutip dari CNA.
Direktur Program Jantung Struktural National University Heart Centre, Singapura, Ivandito Kuntjoro mengatakan pada kebanyakan orang, penutupan ini terjadi secara spontan dalam usia dua hingga tiga bulan.
“Pasien dengan PFO “akan terus memiliki lubang persisten yang memungkinkan aliran darah untuk menyeberang, terutama saat mereka batuk atau mengejan”, kata Ivandito Kuntjoro dikutip dari CNA.
Fii Jie Sheng menyebut PFO berpotensi memungkinkan lewatnya bekuan darah dari atrium kanan ke atrium kiri sampai ke seluruh sirkulasi tubuh. Gumpalan darah bukanlah kabar baik karena dapat tersangkut di pembuluh darah dan menyumbat atau mengurangi suplai darah. Jika gumpalan darah menyumbat suplai darah ke otak, hal itu dapat menyebabkan stroke iskemik dan mencegah jaringan otak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, sel-sel otak yang terkena akan mati dalam hitungan menit.
“Berdasarkan penelitian Rumah Sakit Universitas Nasional terhadap pasien stroke di bawah usia 50 tahun, penyebab pasti stroke tidak dapat ditemukan pada 25 persen dari mereka. Dari 25 persen tersebut, hampir 40 persen ditemukan memiliki PFO,” kata Kuntjoro.
Menurut Kuntjoro, seringkali penyakit ini ditemukan secara tidak sengaja ketika pasien menjalani pemeriksaan ekokardiografi (USG jantung) atau CT angiogram koroner untuk kondisi jantung lainnya.
Foo menyarankan untuk periksakan diri Anda jika Anda pernah mengalami stroke tanpa penyebab yang jelas dan Anda berusia di bawah 60 tahun.
Meskipun jumlah kasus stroke terkait gangguan jantung PFO rendah. Di Singapura misalnya, sekitar 4 persen atau 310 kasus dari 7.919 kasus yang ditangani pada tahun 2021.
“Jumlah pasien yang menjalani perawatan di Singapura setidaknya empat hingga lima kali lebih rendah dari perkiraan tersebut, yang menandakan adanya kelompok pasien potensial yang belum terdiagnosis”, kata Asisten Profesor Foo.
CNA LIFESTYLE
Pilihan editor: Inilah Orang yang Lebih Berisiko Terkena Henti Jantung