Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Mengungkap Kebiasaan Ngemil Masyarakat Indonesia Berdasar Survei

Menurut sebuah survei, orang Indonesia sangat suka ngemil. Berikut ciri kebiasaan ngemil masyarakat kita.

4 Desember 2019 | 11.53 WIB

Ilustrasi keripik kentang. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi keripik kentang. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ngemil sudah menjadi kebiasaan banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia. Selain berfungsi untuk asupan makan, tak sedikit pula orang yang menikmati momen ngemil untuk membangun kedekatan sosial, koneksi, dan bahkan membentuk identitas pribadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bekerjasama dengan Mondelez International, survei State of Snacking pun mengungkapkan kebiasaan dan tren ngemil orang-orang di Tanah Air. Melalui rilisan pers yang diterima Tempo.co pada 3 Desember 2019, berikut adalah empat diantaranya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih banyak mengonsumsi camilan daripada makanan berat
Lebih tinggi dari rata-rata global, orang Indonesia mengonsumsi camilan lebih sering daripada makanan berat, yakni hampir tiga kali sehari dibanding 2,5 kali makanan berat sehari. Sebanyak 75 persen responden mengatakan makanan ringan yang gampang dikonsumsi di sela-sela aktivitas lebih cocok dengan gaya hidup saat ini, 77 persen (18 persen lebih tinggi dari rata-rata global) lebih memilih mengonsumsi makanan ringan lebih sering sepanjang hari daripada sesekali mengonsumsi makanan berat. Bahkan, 53 persen mengatakan mereka tidak memiliki waktu lagi untuk makanan berat.

Cenderung makan camilan di pagi hari
Survei menemukan bahwa masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi camilan di pagi hari, lebih pagi di antara negara-negara lain alias di antara makan pagi dan makan siang. Terkait temuan ini, sosiolog Erna Ermawati Chotim menambahkan bahwa fenomena tersebut terjadi karena orang Indonesia rata-rata menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja sehingga memerlukan waktu lebih pagi untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat sehingga, mereka memerlukan camilan untuk pengisi energi setelah makan pagi dan sebelum makan siang.

Camilan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan mental
Ternyata, masyarakat Indonesia memerlukan ngemil untuk kebutuhan mental dan emosional dibandingkan sekedar mengenyangkan perut, 93 persen mengatakan bahwa ngemil dilakukan untuk meningkatkan suasana hati, 91 persen untuk menemukan momen tenang, atau me-time dan memberikan rasa nyaman. Sementara, hanya 84 persen responden yang mengatakan ngemil diperlukan untuk memberikan asupan untuk tubuh.

Ngemil untuk meningkatkan kebersamaan
Yang menarik, 23 persen lebih tinggi dari rata-rata global, 86 persen responden mengatakan bahwa mereka mempergunakan momen ngemil untuk menciptakan kebersamaan dengan orang lain. Terkait fenomena ini, Erna menjelaskan masyarakat sejak dulu menggunakan makanan atau camilan sebagai pencair suasana dalam momen kebersamaan, apalagi orang Indonesia memang merupakan masyarakat kolektif yang senang bersosialisasi.

“Jadi, sangat relevan menikmati camilan menjadi momen untuk menjadi lebih terhubung dengan lingkungan sosial,” katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus