Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mudah Tertidur Jadi Tanda Awal Gangguan Narkolepsi, Berikut Gejalanya

Mudah tertidur menjadi tanda awal seseorang alami gangguan narkolepsi. Apakah itu dan bagaimana gejalanya?

13 Maret 2024 | 05.15 WIB

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Polina Zimmerman
Perbesar
Ilustrasi tidur siang. Pexels/Polina Zimmerman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Narkolepsi adalah gangguan neurologis kronis yang mempengaruhi kemampuan otak untuk mengontrol siklus tidur dan bangun. Akibatnya, seseorang yang mengalami narkolepsi terganggu aktivitasnya lantaran merasa sangat mengantuk sepanjang hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dilansir dari National Institutes of Neurological Disorder and Stroke, penderita narkolepsi dapat tertidur secara tiba-tiba bahkan ketika melakukan aktivitas, seperti mengemudi, makan, atau berbicara. Gejala lainnya dapat berupa kelemahan otot secara tiba-tiba saat yang menyebabkan lemas, tidak bisa bergerak (cataplexy), halusinasi, hingga kelumpuhan total sebelum atau setelah tidur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada umumnya, seseorang dapat mengalami kantuk lantaran kadar adenosine dalam tubuh terus meningkat ketika beraktivitas dan pada titik tertentu memicu kebutuhan untuk tidur. Kemudian, saat tertidur, sistem limfatik tubuh yang bertindak sebagai penyaring kadar adenosine dari otak bekerja. Oleh karena itu, ketika bangun di pagi hari, kadar adenosine berada di titik terendah. Namun, bagi seseorang penderita narkolepsi, mekanisme tubuh dan saraf ini terganggu. 

Gejala Narkolepsi 

Orang dengan narkolepsi sering mengalami gejala berikut:

1.Kantuk berlebihan di siang hari (Excessive daytime sleepiness/EDS)

Semua penderita narkolepsi mengalami mengalami gangguan tidur, kantuk berlebihan di siang hari. EDS ditandai dengan rasa kantuk yang terus-menerus, meskipun telah banyak memakan waktu untuk tidur. Kemudian, rasa kantuk pada penderita narkolepsi lebih seperti serangan tidur, yakni kondisi rasa kantuk yang luar biasa datang dengan cepat.

2.Cataplexy

Hilangnya tonus otot secara tiba-tiba saat seseorang terjaga. Kondisi ini sering dipicu oleh emosi yang tiba-tiba dan intens, seperti tawa, tangis, takut, marah, hingga stress. Gejala cataplexy mungkin muncul beberapa minggu atau bahkan bertahun-tahun setelah timbulnya EDS.

3.Kelumpuhan tidur (Sleep paralysis)

Kondisi ketika seseorang tidak mampu bergerak atau berbicara dalam beberapa detik atau menit. Seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur tak jarang disertai dengan halusinasi. Gambaran halusinasi ini sangat jelas dan terkadang menakutkan yang menyebabkan seseorang lumpuh sementara saat hendak tidur atau bangun tidur. 

4.Tidur terfragmentasi dan insomnia

Meskipun penderita narkolepsi sering mengantuk di siang hari, mereka biasanya juga mengalami kesulitan tidur nyenyak di malam hari dan sering terbangun. 

4.Perilaku otomatis

Penderita narkolepsi dapat mengalami episode tidur singkat yang hanya berlangsung selama beberapa detik. Seseorang yang tertidur saat aktivitas akan secara otomatis melanjutkan aktivitasnya tanpa kesadaran penuh. 

Dua Jenis Narkolepsi

Narkolepsi tipe 1
Diagnosis ini didasarkan pada individu yang memiliki kadar hormon otak (hypocretin) yang rendah atau melaporkan cataplexy dan mengalami kantuk berlebihan di siang hari pada tes tidur khusus.

Narkolepsi tipe 2 
Orang dengan kondisi ini mengalami kantuk berlebihan di siang hari, tetapi biasanya tidak mengalami kelemahan otot. Seseorang yang mengidap tipe 2, umumnya tidak memiliki gejala terlalu parah. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus