Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gejala Neuropati kini dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin neurotropik. Hasil penelitian Studi Klinis NENOIN 2018 oleh Perkumpulan Dokter Spesialis Saraf Indonesia yang didukung PT Merck Tbk tersebut telah dipublikasi dalam Asian Journal Medical Science 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Vitamin neurotropik terdiri dari kandungan Vitamin B1, B6, dan B12. Menurut Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan saraf tepi PERDOSSI Pusat, Manfaluthy Hakim, kombinasi yang disebut triple action tersebut bermanfaat bagi kesehatan sistem saraf. Kandungan vitamin neutropik terdiri dari 100mg Vitamin B1, 100mg Vitamin B6, dan 5mg Vitamin B12. Baca: Nyepi 2018 : Kenali 5 Budaya yang Hanya Ada di Bali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Vitamin B1 dan B6 berfungsi untuk mempertahankan aliran darah ke saraf serta melindungi saraf. Kemudian, vitamin B12 berguna dalam regenerasi saraf serta perbaikan transmisi pada saraf. “Konsumsi kombinasi Vitamin Neurotropik menunjukkan hasil yang baik terhadap gejala neuropati, bahkan mulai terlihat pada minggu kedua setelah pemakaian secara rutin,” ujar Manfaluthy Hakim dalam acara konferensi pers terkait hasil studi tersebut pada Jumat, 16 Maret 2018, di Jakarta.
Selain terbukti efektif, efek samping dari konsumsi kombinasi vitamin neurotropik secara rutin dan berkala dalam jangka panjang relatif kecil. Dokter ahli saraf itu juga mengatakan, studi membuktikan bahwa vitamin neurotropik juga dapat bekerja untuk mencegah neuropati.
Menurut ahli nutrisi Prof. Rima Obeid dari Saarland University Hospital, kombinasi vitamin ini juga terbukti lebih efektif dalam mencegah dan mengatasi penyakit neuropati dibandingkan dengan mengkonsumsi vitamin neurotropik tunggal, yaitu vitamin B1, B6, dan B12 secara terpisah. Baca: Neuropati Ancam Pengguna Gawai, Tilik Solusi Ahli
“Kombinasi vitamin neurotropik dapat mengurangi gejala kerusakan saraf tepi, seperti rasa nyeri, mati rasa, kesemutan, dan menurunnya sensasi. Dalam kondisi terjadinya inflamasi, penguraian Vitamin B6 meningkat sehingga (dapat) mengurangi rasa nyeri,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Neuropati adalah gangguan dan kerusakan pada sistem saraf yang ditandai dengan kesemutan, kebas, dan kram. Disebutkan juga bahwa lebih dari 50 persen masyarakat melakukan aktivitas dan gaya hidup yang berisiko pada neuropati. Termasuk terlalu sering bermain gawai, terlalu banyak duduk, dan lain-lain. Penyakit ini juga diakibatkan oleh faktor risiko dari beberapa penyakit (contohnya diabetes), aktivitas yang berulang-ulang, kurang bergerak atau olahraga, dan defisiensi vitamin B. Manfaluthy menjelaskan, defisiensi vitamin B dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol.
Baca: Langsing, Donnie Sibarani Turun 19 Kilogram : Intip Cara Dietnya
Kerusakan sistem saraf itu nantinya akan menurunkan kualitas hidup, mengurangi kemampuan beraktivitas karena gangguan sensorik maupun motorik pada penderitanya. Untuk mencegah penyakit neuropati, Manfaluthhy menyarankan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Vitamin B dalam tubuh, seperti mengkonsumsi vitamin, daging-dagingan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Selain itu, sempatkan diri berolahraga dan melakukan rehat di tengah aktivitas untuk peregangan.
MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA