Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Pentingnya Vitamin B untuk Saraf dan Perbaiki Kesemutan

Kita mengenal banyak vitamin dengan beragam manfaat. Vitamin B misalnya, amat penting bagi penderita diabetes dan ginjal kronis.

2 April 2018 | 07.50 WIB

Ilustrasi obat-obatan/vitamin/suplemen. REUTERS/Srdjan Zivulovic
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi obat-obatan/vitamin/suplemen. REUTERS/Srdjan Zivulovic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kita mengenal banyak vitamin dengan beragam manfaat. Vitamin A, C, dan E populer di kalangan kaum hawa untuk mencerahkan kulit serta menopang daya tahan tubuh kala kesibukan menumpuk. Namun jangan abai terhadap vitamin lain. Vitamin B misalnya, amat penting khususnya bagi Anda yang memiliki riwayat diabetes dan penyakit ginjal kronis. Kedua penyakit ini kerap berujung pada kerusakan saraf. Vitamin B1, B6, dan B12 bisa menjadi penyelamat. Baca: Ramai Cacing di Ikan Makarel, Ini Kata Ahli Parasitologi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Vitamin B1 salah satu anggota keluarga vitamin B kompleks yang larut dalam air. Vitamin ini mengubah karbohidrat menjadi glukosa, untuk menghasilkan energi bagi tubuh termasuk saraf. Dokter Kulit Manfaluthy Hakim menjelaskan vitamin B1 bersama B6 dan B12 bersinergi untuk menjaga dan memperbaiki sistem saraf. Sama seperti rambut rontok digantikan oleh rambut baru untuk regenerasi, saraf pun melakukan hal yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Secara umum, vitamin B1 dan B6 menutrisi saraf agar bekerja maksimal. Bedanya, B1 sebagai sumber energi saraf sedangkan B6 fokus pada perbaikan transmisi saraf. B12 merupakan bahan baku regenerasi sel-sel saraf. Ia memulihkan dan menjaga sel saraf dari kerusakan. Asupan vitamin B1, B6, dan B12 dapat dipenuhi dengan mengonsumsi daging merah, kacang-kacangan, sayur, dan buah.” kata Manfaluthy kepada Bintang. Baca: Leukimia Sering Serang Anak, Waspadai Tandanya

Memenuhi kebutuhan vitamin B1, B6, dan B12 secara rutin mengecilkan risiko kerusakan saraf tepi atau neuropati (kelainan fungsi saraf). Penyakit ini ditandai dengan gejala sepele yakni kesemutan atau kebas yang berlangsung sering. Saat kebas terjadi dalam berbagai posisi tubuh, Anda patut curiga. Terkait frekuensi dan durasi kebas tidak sama pada setiap orang. “Jika sering kebas, atur ulang pola makan Anda dan lebih rajin berolahraga. Jika asupan gizi sudah seimbang dan olahraga sudah teratur tapi masih sering kebas, bisa jadi Anda mengalami defisiensi vitamin B,” kata dia.

Menurut Manfaluthy penyerapan vitamin B bisa terganggu ketika Anda keranjingan mengonsumsi alkohol. Alkohol mendistraksi konsentrasi tubuh dalam menyerap vitamin B. Selain alkohol, neuropati akan mengganas jika Anda memiliki riwayat diabetes, penyakit ginjal kronis, dan pola makan yang tidak sehat. Baca: Sumber Protein pada Ikan Lebih Baik dari Susu, Ini Alasannya

“Saat Anda memiliki riwayat penyakit dan gaya hidup seperti itu, kemungkinan mengalami neuropati meningkat. Pasien diabetes yang mengalami neuropati mencapai 35 persen. Ini tinggi. Sayangnya, riset kesehatan dasar negeri kita tidak mendata dengan detail prevalensi pasien diabetes yang menderita neuropati,” kata Manfaluthy.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus