Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengorok kondisi tersebab adanya penyempitan saluran udara di tenggorokan atau hidung saat tidur. Mengorok merupakan kondisi yang normal saat tidur. Namun, bisa menjadi salah satu tanda kondisi medis tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Sleep Foundation, mengorok tersebab getaran jaringan di dekat jalan napas di belakang tenggorokan. Selama tidur, otot-otot melonggar, mempersempit jalan napas, dan ketika menghirup dan mengembuskan napas, udara yang bergerak menyebabkan jaringan menimbulkan suara.
Mengapa orang mengorok?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa orang rentan mengorok karena ukuran dan bentuk otot dan jaringan di leher. Kelebihan rileks di jaringan atau penyempitan jalan napas bisa menyebabkan mengorok. Beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang mengorok, yaitu:
- Kelebihan berat badan
- Mengonsumsi alkohol
- Menggunakan obat penenang
- Masalah pada hidung
- Amandel besar di lidah, atau langit -langit lunak
- Polip septum
- Rahang yang kecil
- Hamil
Merujuk Mayo Clinic, mendengkur juga sering dikaitkan dengan kondisi gangguan apnea tidur obstruktif (OSA). Meski tidak semua orang mengalami itu, tapi jika mendengkur disertai gejala bisa jadi merupakan indikasi mengalami OSA. Beberapa gejala yang harus diwaspadai, yaitu:
- Napas sering terjeda saat tidur
- Mengantuk secara berlebihanan saat siang
- Sulit konsentrasi
- Sakit kepala saat pagi
- Sakit tenggorokan setelah bangun tidur
- Tidur gelisah
- Terengah-engah atau tersedak pada malam
- Tekanan darah tinggi
- Nyeri dada saat malam
OSA ditandai dengan dengkuran keras yang diikuti oleh periode keheningan saat bernapas hampir berhenti. Pengurangan atau jeda dalam pernapasan memberi sinyal seseorang untuk bangun dan akan terbangun dengan suara keras atau terengah-engah.
OSA bisa mengganggu tidur, keseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh. Jika OSA tidak segera mendapat perawatan bisa terus menganggu kualitas tidur seseorang. Kondisi itu jugamenyebabkan masalah pembuluh darah, jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, dan depresi.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.