Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Depresi tergolong gangguan suasana hati yang rentan dialami. Merujuk Cleveland Clinic, hampir 7 persen orang dewasa di Amerika mengalami depresi setiap tahun. Perbandingan 1 dari 6 orang dewasa akan mengalami depresi dalam hidupnya. Ada beberapa jenis depresi.
Jenis depresi
1. Depresi mayor
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika seseorang mengalami perasaan sedih terus-menerus dan intens dalam waktu lama, berkemungkinan gangguan depresi mayor (MDD). Depresi mayor mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, menganggu suasana hati, perilaku, fungsi tubuh, nafsu makan dan kualitas tidur. Mengutip Healthline, ciri gejala depresi mayor ditandai perubahan fungsi diri, kehilangan minat atau kesenangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala itu dialami lima atau lebih selama dua pekan. Merasa sedih atau mudah tersinggung hampir sepanjang hari. Kecenderungan depresi ini kehilangan minta terhadap aktivitas yang biasanya dinikmati.
Perubahan nafsu makan yang mempengaruhi berat badan dan susah tidur juga menandakan gejala itu. Keinginan tidur lebih lama dari biasanya juga perasaan terus gelisah juga gejala depresi ini. Muncul perasaan tak berharga dan selalu bersalah juga kesulitan berkonsentrasi. Ada kecenderungan ingin tidur lebih lama dari biasanya. Kondisi depresi ini memunculkan keinginan melukai diri.
Depresi ini juga rentan mempengaruhi tingkat konsumsi rokok dan minuman beralkohol. Dalam pendidikan juga rentan menurunkan prestasi akademik dan bermasalah dalam pergaulan sosial
2. Depresi persisten
Mengutip Mayo Clinic, depresi persisten juga disebut distimia. Gangguan depresi ini jangka panjang dan berkelanjutan. Kondisi ini menyebabkan kehilangan minat dalam aktivitas normal sehari-hari, mudah tersinggung, gangguan nafsu makan, insomnia atau terlalu banyak tidur. Gejala rata-rata sama seperti jenis depresi mayor.
Tapi, depresi ini cenderung sampai kurun bertahun-tahun secara signifikan mengganggu hubungan dengan orang lain, pendidikan, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari.
Merujuk Medical News Today, depresi persisten dipengaruhi lingkungan, psikologis, kondisi medis yang serius, seperti diabetes dan kanker. Riwayat depresi pribadi atau keluarga, trauma atau stres berat, penggunaan obat-obatan tertentu juga mempengaruhi gangguan suasana hati ini.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.