Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adek, ini nama samaran. Belum genap delapan tahun. Kelas tiga di sebuah SD swasta di Pondok Indah, Jakarta. Sudah lihai ia merokok. ”Awalnya, sih, batuk-batuk. Sekarang sudah oke,” kata si buyung tersenyum. Bangga. Orang tua Adek kecil tak pernah tahu rokok sudah menjadi teman dekat putra tunggal mereka selama setahun terakhir. ”Rahasia, dong,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo