Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perut kembung berakibat tidak nyaman. Kondisi ini bisa dialami anak-anak hingga orang dewasa. Perut kembung merupakan kondisi ketika perut terasa penuh dan kencang. Kondisi ini tersebab, gas terlalu banyak di dalam perut sehingga menimbulkan kram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gas merupakan penyebab perut kembung yang paling umum, dilansir Healthline. Gas ini menumpuk di saluran pencernaan saat seseorang makan dan menelan udara. Setiap orang pasti menelan udara ketika makan. Beberapa orang menelan lebih banyak daripada yang lain. Itu karena mereka makan dan minum terlalu cepat, sering mengunyah permen karet, merokok, atau memakai gigi palsu yang longgar.
Penyebab perut kembung
Gas bukan satu-satunya penyebab perut kembung. Masalah kesehatan lain juga bisa menjadi pemicu timbulnya kondisi itu. Mengutip WebMD, sejumlah masalah kesehatan seperti sindrom iritasi usus juga mempengaruhi perut kembung. Itu ketika saraf yang terkait dengan usus terlalu aktif, refluks asam atau zat yang mengiritasi kerongkongan antara tenggorokan dan perut. Wasir juga bisa menyebabkan perut kembung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perut kembung terjadi ketika saluran gastrointestinal dipenuhi udara atau gas. Kebanyakan orang mengumpamakan kembung dengan kondisi perut yang penuh, kencang, atau sesak.
Perut kembung dengan pola yang bisa diprediksi biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun jika polanya berubah menjadi lebih buruk dari biasanya, maka bisa dicurigai sebagai gejala masalah kesehatan tertentu
Gejala perut kembung bisa dikurangi atau bahkan dicegah melakukan beberapa perubahan gaya hidup, salah satunya menurunkan berat badan.
Kiat mengurangi risiko perut kembung
- Mengurangi mengunyah permen karet, karena rentan menyebabkan seseorang menelan lebih banyak udara yang mengakibatkan perut kembung.
- Membatasi asupan minuman bersoda atau karbonasi.
- Mengurangi makanan yang menyebabkan gas, seperti sayuran kubis, kacang kering, dan lentil.
- Makan secara perlahan, sebaiknya tak sering minum melalui sedotan.
- Mengonsumsi produk susu bebas laktosa (jika tidak mampu mengonsumsi laktosa).
WINDA OKTAVIA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.