Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Produksi Keringat Berlebih, Apa Penyebab Hiperhidrosis?

Kondisi tubuh menghasilkan banyak keringat sebaiknya jangan diabaikan, bisa saja itu merupakan tanda tubuh mengalami hiperhidrosis.

26 Oktober 2021 | 15.50 WIB

Ilustrasi wanita berkeringat. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi wanita berkeringat. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Tubuh melakukan proses alami berupa mendinginkan suhu tubuh yang terlalu panas melalui keringat. Namun, apabila tubuh terlalu mengeluarkan banyak keringat, bahkan ketika tidak membutuhkan pendinginan, bisa jadi menderita hiperhidrosis. Kondisi ini ditandai dengan tubuh berkeringat secara berlebih yang terjadi di seluruh bagian tubuh.

Melansir laman mayoclinic.org, berkeringat merupakan mekanisme tubuh untuk mendinginkan diri dengan sistem saraf secara otomatis merangsang kelenjar keringat ketika suhu tubuh naik. Berkeringat juga dapat terjadi, khususnya di telapak tangan ketika seseorang sedang grogi. Namun tubuh yang menghasilkan banyak keringat menandakan seseorang mengalami hiperhidrosis.

Sebagaimana dijelaskan laman webmd.com, berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis hiperhidrosis. Jenis pertama merupakan hiperhidrosis paling umum yang disebut sebagai hiperhidrosis fokal primer. Jenis ini disebabkan karena kelenjar keringat menjadi terlalu aktif meskipun tubuh tidak sedang melakukan aktivitas fisik atau kenaikan suhu. Jenis hiperhidrosis ini biasanya dialami di beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan, telapak kaki, dan wajah.

Sementara itu, produksi keringat berlebih juga dapat disebabkan kondisi medis atau yang disebut sebagai hiperhidrosis sekunder. Dilansir dari repository.umsu.ac.id,  jenis ini tergolong kurang umum dengan faktor-faktor penyebabnya antara lain gangguan neurologis, infeksi, penyakit endokrin, dan efek penggunaan obat-obatan. Konsumsi jenis-jenis makanan tertentu seperti makanan pedas dan panas turut dapat memicu tubuh menghasilkan banyak keringat dan berujung hiperhidrosis.

Seseorang dapat dikatakan mengalami hiperhidrosis apabila mengalami tanda-tanda seperti telapak tangan atau kaki yang basah dan lembap dan sering berkeringat. Selain itu, orang yang menderita hiperhidrosis cenderung enggan melakukan kontak fisik, menarik diri dari kehidupan sosial, hingga mengkhawatirkan persepsi orang lain terhadap tentang bau badan.

Menurut Asosiasi Hiperhidrosis Internasional, setidaknya sebanyak 2,8 persen atau 7,8 juta orang dari keseluruhan penduduk di Amerika Serikat terkena hiperhidrosis. Bagi sebagian orang, kondisi hiperhidrosis dapat menciptakan rasa tidak nyaman, rasa malu, dan kecemasan.

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca: Waspada Keringat Berlebih tanpa Alasan ada yang Salah dengan Kesehatan Anda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus