Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan panik tidak dapat diprediksi dan terjadi karena alasan yang berbeda. Di antara mereka yang mengalami serangan panik, beberapa mungkin hanya terkena beberapa serangan dalam hidup mereka, sementara yang lain mengalami serangan berulang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika serangan panik datang tanpa peringatan, penderita bisa sangat menakutkan, dan penting bagi orang-orang di sekitarnya tetap tenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penderita biasanya berkeringat, sesak napas, merasa sakit atau mual, kehilangan kendali, merasa ada bahaya yang akan datang, sakit dada, kram perut hingga pusing atau pingsan.
Gejala serangan panik biasanya mencapai intensitas puncak dalam 10 menit. Jadi, penting bagi orang di sekitar penderita bertindak cepat untuk membantu meringankan gejala jika memungkinkan.
Lantas, apa yang bisa dilakukan? Berikut langkah-langkahnya seperti dilansir Medical News Today pada Rabu 15 Juli 2020:
Membuat percakapan dan afirmasi positif
Apa yang Anda katakan saat menanggapi seseorang yang mengalami serangan panik sama pentingnya dengan apa yang mereka lakukan. Terlibat dalam percakapan dapat mengalihkan perhatian dari gejala ekstrem dan membantu orang tersebut mengatur pernapasannya.
Ajukan pertanyaan
Perkenalkan diri Anda dan tanyakan apakah orang tersebut membutuhkan bantuan. Jika iya, tanyakan apakah mereka pikir mengalami serangan panik dan apakah mereka pernah mengalami serangan panik sebelumnya.
Cara ini bisa mengingatkan mereka tentang serangan sebelumnya dan cara pemulihannya.
Tetap tinggal atau pergi. Biarkan orang itu tahu dia tidak harus tinggal di tempatnya sekarang. Meninggalkan situasi tertentu dapat menghilangkan tekanan. Cari tahu apa yang membuat dia merasa paling nyaman. Kata-kata baik. Tetap positif dan tidak menghakimi itu penting. Bantu orang itu memahami Anda ada di sana untuk membantunya. Ingatkan dia serangan panik hanya sementara.
Lakukan percakapan yang ramah.
Obrolan yang menarik dapat membantu mengalihkan perhatian seseorang dari gejalanya. Jika Anda temannya, ajukan topik yang dia minati untuk membantunya memikirkan hal lain.