Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Para pecinta kuliner pedas tentu sudah tak asing dengan Waroeng Spesial Sambal atau kerap disingkat “SS”. Warung yang menyajikan aneka sambal segar dan masakan khas Indonesia itu, sejak didirikan di Yogya tahun 2002 oleh Yoyok Hery Wahyono, sampai sekarang tetap menjadi warung dengan menu sambal terbanyak.
Baca: Cabai Bisa Juga untuk Penyembuh Luka?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Total ada 32 jenis sambal tersedia di warung yang kini sudah memiliki total 89 cabang atau outlet di seluruh Indonesia itu. Sambal yang disajikan di Waroeng SS ini selain khas Jawa, ada juga sambal khas Sulawesi serta Bali. "Total penjualan seluruh jenis sambal dari semua outlet itu sebulan itu sekarang sekitar satu juta porsi," ujar Yoyok Minggu 21 April 2019 di Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari menu sambal yang tersedia itu, ujar Yoyok, penjualan tertinggi atau yang paling banyak diorder peringkat pertama adalah menu sambal bawang segar yang rata-rata perbulan penjualannya mencapai 100 ribu porsi.Sambal Bawang ? Waroeng SS. Tempo/Pribadi Wicaksono
Lalu diperingkat kedua ada sambal terasi segar dengan penjualan perbulan mencapai 95 ribu porsi, dan urutan ketiga sambal terasi matang yang rata rata perbulan terjual sebanyak 85 ribu porsi.
Ketiga sambal yang penjualan tertinggi di Waroeng SS itu sendiri harganya di Yogya per porsi hanya Rp 2.000 - 2500. Sambal paling mahal harganya hanya Rp 7.000 per porsi yakni Sambal Udang Pedas.Sambal Terasi Segar Waroeng SS. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yoyok menduga kuatnya pamor sambal bawang dan sambil terasi sehingga sangat digemari pengunjung warungnya karena kedua jenis sambal itu merupakan sambal legendaris, yang sudah dikenal dan ada secara turun temurun di tanah air. "Mungkin karena sambal bawang dan terasi itu sudah seperti bagian tradisi, sudah sangat umum dan dikenal masyarakat sebagai sambal yang disajikan di rumah," ujar Yoyok.
Saking favoritnya sambal bawang dan terasi, selama 17 tahun beroperasi, Waroeng SS pun membuat lebih banyak varian dari kedua sambal itu. Misalnya untuk sambal bawang ada sambal bawang segar, sambal bawang bakar/goreng, sambal bawang gobal-gabul, sambal bawang tomat, dan sambal bawang brambang goreng.Pendiri dan pemilik Waroeng SS Yoyok Hery Wahyono. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sedangkan untuk sambal terasi ada varian sambal terasi segar, sambal terasi matang, sambal terasi brambang tomat, dan sambal terasi tomat segar.
Yoyok menuturkan favoritnya sambal bawang dan terasi si Waroeng SS juga diikuti dengan menu lauk pauk populer. Ada sekitar 28 lauk di Waroeng SS, namun yang menjadi peringkat tertinggi penjualan setiap bulan tetaplah menu ayam goreng, telur, dan lele. "Rata-rata tiga lauk favorit itu penjualannya per bulan masing masing juga 100 ribu porsi per bulan dari seluruh outlet," ujarnya.
Baca: 4 Sambal Rasa Nyeleneh: Manis, Badai, Petir, dan Geledek
Menu lauk pauk di Waroeng SS sendiri terbilang masih harga kantong mahasiswa alias terjangkau. Ini membuat warung itu tak pernah sepi siang malam. Misalnya harga menu ayam goreng per porsi Rp 10 ribu untuk ayam biasa dan Rp 16 ribu untuk ayam kampung. Sedangkan untuk menu telur harganya per porsi Rp 4.500 untuk masak dadar atau ceplok biasa dan Rp 5.000 untuk menu telur gobal gabul (memakai irisan cabai). Adapun untuk lele goreng hanya berkisar Rp 7.500 per porsi.