Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, banyak makanan Indonesia yang menggunakan campuran santan, antara lain sayur lodeh, gulai, opor, rendang. Tak semua orang bisa banyak mengonsumsi makanan bersantan, terutama yang memiliki riwayat kolesterol. Tapi, mengonsumsi makanan atau minuman bersantan yang sewajarnya bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Healthline, santan mengandung 93 persen kalori dari lemak jenuh berupa medium-chain triglycerides (MCT). Tak hanya kalori dan lemak, banyak kandungan nutrisi lain seperti karbohidrat, serat, dan protein.
Apa saja manfaat santan?
Kandungan vitamin C dalam santan memenuhi 11 persen kebutuhan gizi harian dengan konsumsi sebanyak 240 gram. Santan juga memenuhi kebutuhan folat 10 persen, zat besi 22 persen, magnesium 22 persen, dan kalium 18 persen dari kebutuhan harian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Medical News Today, kandungan trigliserida rantai sedang (MCT) merangsang pembentukan energi melalui proses produksi panas pada organisme (thermogenesis). MCT membantu mengurangi berat badan dan ukuran pinggang, juga menyeimbangkan mikrobiota usus yang tak stabil untuk mengurangi risiko obesitas.
MCT juga meningkatkan sensitivitas insulin atau hormon yang memecah glukosa dan mengontrol gula darah. Saat sensitivitas insulin meningkat juga mendorong penurunan berat badan.
Santan biasanya juga dihubungkan dengan kolesterol dan penyakit jantung. Tapi lemak jenuh mempengaruhi tubuh secara berbeda. Sebab ada peran genetika dalam proses metabolisme lemak jenuh.
Minyak kelapa tidak meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) secara signifikan. Namun, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Kolesterol HDL baik berguna untuk melawan LDL dari darah. Itu membawa LDL ke hati untuk dipecah dan dihilangkan oleh tubuh. Meskipun minyak kelapa tidak meningkatkan kadar LDL, namun kelapa mengandung lemak dan kalori yang tinggi, maka hanya boleh dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Santan juga mengandung lipid berupa asam laurat yang meningkatkan kekebalan tubuh. Asam laurat juga memiliki sifat antimikrob dan antiinflamasi. Asam laurat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Mycobacterium tuberculosis. Sifat antiinflamasi asam laurat mencegah perkembangan sel kanker pada payudara dan endometrium.
Mengutip Healthline, mengonsumsi santan tidak dianjurkan terlalu banyak. Ahli pencernaan menyarankan konsumsi santan dibatasi maksimal 120 mililiter dalam sehari. Apalagi penggunaan santan kemasan yang mengandung bisphenol A (BPA) atau bahan kimia yang digunakan dalam kemasan plastik. Sebab, BPA menyebabkan masalah reproduksi dan kanker.
TATA FERLIANA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.