Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Sindrom Maaf, Apa Itu Sorry Syndrome dan Penyebabnya?

Sindrom maaf ini perilaku terus-menerus meskipun sebenarnya tidak bersalah

26 Juli 2023 | 19.49 WIB

ilustrasi maaf (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi maaf (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Memohon maaf tindakan manusiawi untuk mengakui kesalahan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Tapi, suka menyampaikan maaf secara berlebihan salah satu tanda kondisi sindrom atau sorry syndrome.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sindrom maaf ini perilaku terus-menerus meskipun sebenarnya tidak bersalah. Mengutip Psychology Today, orang yang sorry syndrome sering meminta maaf kepada orang yang sama berulang kali selama berinteraksi. Kondisi itu bahkan secara otomatis mengucapkan kata maaf tanpa sadar, termasuk terhadap benda mati.

Penyebab Sorry Syndrome

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Merasa tak aman

Mengutip Subconscious Servant dan The News International, rasa tidak aman sering menjadi penyebab munculnya sorry syndrome. Ketika seseorang merasa kurang percaya diri di tempat kerja atau merasa aneh di lingkungan teman-teman, ia merasa perlu terus-menerus meminta maaf.

2. Harga diri rendah

Kurangnya harga diri mempengaruhi kemungkinan orang mengalami sindrom maaf ini Hal itu tersebab orang tersebut merasa sebagai penghalang atau beban bagi orang lain. Ia merasa perlu sering meminta maaf.

3. Mencari penerimaan

Permintaan maaf yang berlebihan digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan penerimaan sosial. Tapi, hal ini bisa memiliki konsekuensi negatif.

4. Kecemasan

Sorry Syndrome juga bisa terkait dengan kecemasan. Dorongan berlebihan untuk meminta maaf menjadi mekanisme mengatasi perasaan cemas. Itu terutama saat berada dalam situasi sosial. Meskipun meminta maaf bisa memberikan kelegaan, terus-menerus meminta maaf akan meningkatkan kecemasan.

5. Keinginan untuk disukai

Permohonan maaf berlebihan berdampak negatif terhadap diri dan hubungan dengan orang lain. Untuk mengatasi sorry syndrome, penting membangun rasa percaya diri dan harga diri yang kuat. Ketika merasa perlu meminta maaf, dipertimbangkan itu tersebab kecemasan atau keinginan untuk disukai.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus