Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Klinis Dewasa Asep Haerul Gani menyatakan, pria dan wanita memiliki respon yang berbeda ketika sedang depresi. Menurut Asep, pria tidak berusaha untuk memahami perasaannya, meminta bantuan, atau mencari penyembuhan yang tepat.
“Pria depresi cenderung melarikan diri ke alkohol, narkoba, atau menjadi frustasi, tidak berdaya, marah, mudah tersinggung, dan kadang melakukan kekerasan,” jelas Asep ketika dihubungi Tempo, Selasa, 14 November 2017.
Tak hanya itu, beberapa pria melarikan diri ke pekerjaan atau melakukan tindakan berisiko yang membuat dirinya dalam keadaan bahaya. Bahkan, ada yang menutupi kondisi depresi dari keluarga dan teman. Baca: Miss International 2017, Liliana Pidato Bhineka Tunggal Ika
Terkait alasannya, Asep berujar perlu penelitian lebih mendalam. Namun, dugaannya adalah pria di sejumlah budaya jarang membicarakan hal-hal yang bersangkutan dengan perasaan. Sebab, menceritakan apa yang sedang dirasakan dipandang sebagai kelemahan. “Ujungnya emosi yang dirasakan semakin mendalam,” ujarnya.
Hal ini berbeda dengan wanita yang umumnya terbiasa membicarakan perasaan dengan orang lain. Perempuan, lanjut Asep, terbiasa mencari teman untuk mengobrol, bersedia berbagi, dan meminta pertolongan. “Maka depresi di kalangan perempuan beda,” katanya.Tersangka pembunuhan Dokter Letty, Ryan Helmy saat menjalani pra rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) di Klinik Azzahra Medical Center, Jakarta, 13 November 2017. Ryan Helmy tega menembak mati istrinya pada Kamis (9/11) lalu akibat digugat cerai. Tempo/Ilham Fikri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Depresi adalah gangguan yang meliputi tubuh, mood, dan pikiran. Gangguan ini berbicara tentang perasaan menetap akan kesedihan, tak berharga, dan menghindari melakukan kegiatan yang semula diminati.
Penyebabnya beragam, mulai dari paduan antara faktor genetik, biokimia, lingkungan, dan psikologis. Sementara pemicunya bisa trauma, kehilangan orang yang dicintai, permasalahan hubungan pribadi, dan situasi penuh tekanan. Baca: Dokter Letty Ditembak, Ayu Laksmi: The Real Horor
9 November lalu masyarakat dihebohkan dengan aksi pembunuhan oleh Ryan Helmi (41) kepada istrinya, Letty Sultri (46). Pasangan suami istri yang berprofesi sebagai dokter ini sempat beradu argumen sebelum kejadian mengenaskan itu terjadi.
Helmi menyeragkan diri kepada pihak berwajib dua jam setelah beraksi. Sambil menyerahkan dua pistol ia mengakui perbuatannya. Kepada polisi, Helmi menceritakan banyak hal terkait hubungannya dengan Letty, pekerjaan, dan tekanan mental yang dialaminya. Ia mengaku mengidap depresi sejak digugat cerai pada Juli 2017. Hal itu yang membuatnya mengonsumsi obat penenang Benzodiazepine.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini