Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Trauma Pasca Kecelakaan, ini Indikasi dan Cara Mengatasinya

Trauma pasca kecelakaan merupakan salah satu hal yang dapat terjadi pada korban kecelakaan. Begini indikasi dan mengatasinya.

12 November 2021 | 14.14 WIB

Ilustrasi kecelakaan sepeda motor. ANTARA/Fikri Yusuf
Perbesar
Ilustrasi kecelakaan sepeda motor. ANTARA/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan yang dialami seseorang tidak hanya menimbulkan luka secara fisik, namun juga psikis seperti trauma. Menurut sebuah jurnal yang dirilis oleh UMS, kecelakaan lalu lintas, terutama yang mengakibatkan luka berat kemungkinan dapat membekas secara mendalam dalam pikiran serta perasaan korban yang terlibat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Banyak indikasi yang menandai seseorang mengalami gangguan stres paska trauma kecelakaan. Mengutip dari Mediastore, tanda tersebut seperti pengulangan memori atau ingatan tentang peristiwa kecelakaan, mimpi buruk mengenai kecelakaan, dan menghindari apapun yang dapat mengingatkan korban pada peristiwa kecelakaan tersebut. Gangguan stres pasca trauma mempengaruhi setidaknya 8 persen orang, bahkan terkadang sepanjang hidup mereka, termasuk masa kanak-kanak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut trauma emosional yang terjadi karena kecelakaan dan cara mengatasinya:

1. PTSD
Gangguan stres pasca-trauma atau PTSD dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada korban kecelakaan mobil. Menurut sebuah penelitian tahun 2008 di Kanada, 9,2 persen dari semua responden mengalami PTSD seumur hidup, dan 76,1 persen responden pernah mengalami setidaknya satu situasi yang dapat menyebabkan PTSD.

Beberapa indikator PTSD yang paling umum setelah kecelakaan mobil meliputi:

  • Terus-menerus menghidupkan kembali trauma, seperti kilas balik yang sering atau mimpi buruk yang berulang.
  • Menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan kecelakaan, seperti mengemudi atau membicarakan kecelakaan dengan orang lain.
  • Mengurangi kontak emosional dengan orang lain.
  • Hyperarousal, yang berarti reaksi berlebihan, dalam situasi sehari-hari yang tidak terkait dengan kecelakaan. Ini bisa termasuk mudah terkejut, merasa sangat mudah tersinggung, atau tidak bisa tidur.

Mengutip dari Camllp.com, jika gejala ini berkurang setelah beberapa minggu, Anda mungkin menderita Gangguan Stres Akut (ASD). Jika gejala berlangsung lebih lama dari itu, Anda lebih mungkin mengalami PTSD.

Ada berbagai perawatan yang tersedia untuk PTSD. Tenaga kesehatan mental dapat merekomendasikan terapi perilaku kognitif atau psikoterapi untuk membantu Anda mengelola gejala yang Anda alami.

2. Anxiety
Anxiety merupakan hal yang dapat terjadi setelah mengalami kecelakaan. Berikut cara mengatasi gejala anxiety:

  • Latih pernapasan yang penuh perhatian. Ambil napas lambat dan dalam.
  • Fokus pada dunia di sekitar Anda. Perhatikan objek fisik pada saat ini alih-alih menghidupkan kembali kecelakaan itu secara mental.
  • Pelajari dan gunakan teknik relaksasi otot

Seorang terapis atau profesional kesehatan mental juga dapat membantu Anda mempelajari teknik pengendalian kecemasan khusus untuk kepribadian dan situasi Anda. Hubungi spesialis kesehatan mental jika Anda merasa tidak mampu mengatasi kecemasan, jika kecemasan mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, atau jika Anda mengkhawatirkan kecemasan Anda dengan cara apa pun.

3. Jaga diri Anda
Anda baru saja melalui pengalaman yang sangat menyakitkan dan perlu Anda ketahui bahwa tidak apa-apa memberi diri Anda waktu untuk mengatasinya. Bersabarlah dengan diri Anda sendiri; seperti halnya cedera fisik dan bekas luka emosional membutuhkan waktu untuk sembuh.

Sementara itu, fokuslah pada perasaan sebaik mungkin. Makan makanan sehat, minum banyak air, dan lakukan olahraga ringan, jika cedera Anda memungkinkan. Lakukan sesuatu yang sangat Anda sukai, seperti membaca buku atau mendengarkan musik favorit Anda.

4. Bicaralah dengan seseorang
Menderita dalam diam hanya dapat menambah penderitaan dan tekanan mental Anda. Bicaralah dengan teman atau anggota keluarga yang Anda percaya mengenai pengalaman Anda dan bagaimana Anda mengatasinya. Anda tidak perlu membagikan detail kecelakaan jika tidak mau. Pastikan seseorang bersedia untuk membantu Anda memproses emosi Anda.

Selain itu, Anda dapat berkonsultasi dengan terapis yang dapat membantu Anda mengatasi masalah Anda. Mereka merupakan ahli profesional untuk memberi Anda nasihat tentang mengelola stres Anda dan mengatasi trauma kecelakaan Anda. Bicaralah dengan mereka tentang cara menemukan terapis yang tepat.

VALMAI ALZENA KARLA 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus