Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Waspada Rabies, Cek Gejala dan Pencegahan pada Manusia dan Hewan Peliharaan

Selain hewan, rabies menyerang manusia dan menyebabkan beberapa gejala umum seperti tubuh lesu, demam, sakit tenggorokan, serta nyeri.

17 Juni 2023 | 21.19 WIB

Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Perbesar
Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rabies tengah menjadi sorotan belakangan ini karena menyerang banyak orang di berbagai daerah. Penyakit yang menyerang manusia, baik anak-anak maupun dewasa, ini bisa menyebabkan beberapa gejala umum yang dapat dicermati, seperti tubuh lesu, demam, sakit tenggorokan, serta nyeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bila gejala tersebut tidak mendapatkan penanganan medis maka dapat menimbulkan gangguan sensoris pada tubuh seperti kesemutan, rasa panas di lokasi gigitan, serta gangguan saraf seperti pupil membesar, berkeringat, dan air mata menetes.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Lama-lama akan timbul gejala seperti hidrofobia, takut air atau udara, dan cahaya. Kalau kena air atau udara, rasanya seperti tercekik. Bila berlanjut terus akan sulit bernapas," papar anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Novie Homenta Rampengan.

Ia menjelaskan orang yang terindikasi terkena virus rabies akan memiliki gejala takut pada air, udara, dan cahaya karena hal tersebut menyebabkan rasa nyeri atau tercekik sehingga sulit bernapas. Tak heran bila penderita penyakit ini akan menghindari paparan cahaya langsung dan kontak dengan air.

Pertolongan pertama
Dia menyarankan bila terkena gigitan yang terindikasi virus rabies, segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit kemudian melapor ke puskesmas, rumah sakit, atau Pusat Rabies untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih cermat, seperti pemberian vaksin rabies atau serum antirabies.

"Bila hal itu dilakukan maka akan mengurangi jumlah virus rabies secara cukup bermakna. Jadi, kalau jumlah virus rabies berkurang, otomatis derajat beratnya penyakit juga akan berkurang," jelas Novie.

Sedangkan gejala rabies pada anjing peliharaan dapat dicermati pada kondisi fisik seperti air liur berlebihan, hidung kering, dan ekor yang tertekuk di antara kedua kaki belakang. Tak hanya kondisi fisik, gejala rabies pada anjing juga dapat terlihat pada perilaku yang sering menghindar, mudah terkejut, dan tidak patuh.

"Bila ada provokasi, dia bisa langsung menyerang. Gejala rabies juga membuat anjing mengalami fotofobia atau takut terkena cahaya matahari. Akibatnya, dia sering menyendiri di tempat gelap," tambahnya.

Selain fotofobia, anjing bergejala rabies juga cenderung tidak memiliki hasrat untuk makan dan minum karena merasa tidak nyaman ketika melakukan kedua aktivitas tersebut.

"Dia akan berperilaku sangat liar dan menggigit benda-benda mati seperti kayu, batu. Pada akhirnya, rabies akan menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada anjing dalam waktu 10-14 hari," jelasnya.

Meski demikian, Novie menegaskan walaupun mematikan, penyakit ini tetap dapat dicegah. "Rabies itu paling baik dicegah sebelum timbul gejala. Kalau ada yang tergigit hewan, segera lakukan tiga cara tadi," tegasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus